Secara teknikal nilai rupiah berpotensi lanjut menguat, usai kemarin berhasil bertahan stabil hingga penutupan yang mengindikasikan tetap solid di tren positif, dengan mencermati resistance Rp16.250/US$ yang merupakan resistance pertama dengan target penguatan kedua akan melaju ke Rp16.200/US$.
Apabila kembali break kedua support tersebut, berpotensi menguat lanjutan dengan menuju level Rp16.180/US$ hingga Rp16.100/US$ sebagai resistance potensial.
Sementara itu, bila nilai rupiah terjadi pelemahan hari ini, support yang patut dicermati pada level Rp16.300/US$ dan selanjutnya Rp16.310/US$ dalam time frame daily. Target pelemahan akan tertahan MA-100 di Rp16.400/US$.
Dua negara berukuran ekonomi terbesar di dunia, yang berseteru perihal perdagangan, telah menyepakati kesepakatan awal tentang cara implementasi konsensus yang dicapai kedua pihak di Jenewa, Swiss.
Meski rincian lengkap kesepakatan mereka belum tersedia, negosiator AS mengatakan mereka "sangat yakin" masalah seputar pengiriman mineral dan magnet tanah jarang akan diselesaikan melalui implementasi kerangka kerja tersebut.
"Kami telah mencapai kerangka kerja untuk menerapkan konsensus Jenewa," kata Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick kepada wartawan di London, dilansir dari Bloomberg.
Delegasi AS dan China kini akan membawa proposal tersebut kembali kepada pemimpin masing-masing, kata kepala negosiator perdagangan China Li Chenggang, setelah dua hari diskusi berlangsung hampir 20 jam di mansion bergaya Georgia dekat Istana Buckingham.
"Setelah presiden menyetujuinya, kami akan berusaha untuk menerapkannya," imbuh Lutnick.
Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer mengatakan tidak ada pertemuan lain yang dijadwalkan, tetapi menambahkan bahwa pihak AS dan China sering berkomunikasi dan akan melakukannya kapan pun dibutuhkan.
Perkembangan terbaru itu telah menyuntikkan semangat ke pasar dan menyalakan sentimen risk-on. Bursa Asia pagi ini bergerak hijau seperti Nikkei, juga bursa saham Korsel.
Lelang sukuk tertinggi
Sentimen de-eskalasi perang dagang Tiongkok versus AS akan memberi dukungan pada pasar domestik. Arus modal asing yang kemarin kembali ke pasar saham, dengan asing net buy US$ 63,5 juta, mungkin akan berlanjut.
Sementara di pasar surat utang negara, selama Juni ini, asing juga masih membukukan net buy senilai US$ 175,9 juta.
Kemarin, gelar lelang sukuk negara (SBSN) juga mencetak animo tinggi dengan nilai incoming bids memecahkan rekor terbesar selama 2025 ini, yakni sebesar Rp36,89 triliun.
Nilai penawaran masuk dari investor itu naik 48,73% dibanding lelang sukuk sebelumnya. Pemerintah tetap menerbitkan SBSN sesuai target indikatif sebesar Rp8 triliun kendati animo investor melesat.
Analis menilai, penawaran tinggi investor dalam lelang SBSN kemungkinan didukung oleh besarnya ekspektasi akan penurunan BI rate lagi pekan depan sehingga para pemodal berburu yield bagus di pasar perdana.
"Hal lain, kemungkinan investor pricing in tren bearish dolar AS akibat kenaikan risiko fiskal Amerika menyusul UU pajak, juga data inflasi CPI Mei yang akan dirilis pekan ini," kata tim analis Mega Capital Sekuritas.
(rui)































