Penguatan tipis rupiah hari ini berlangsung ketika indeks saham melesat menjadi yang terbaik di Asia. IHSG dibuka menguat 0,33% dan jelang penutupan sore ini, lajunya makin kencang dengan penguatan 1,34% di level 7.208.
Sementara di pasar surat utang negara, seperti ditunjukkan oleh data OTC Bloomberg, sebagian besar tenor turun imbal hasilnya, cerminan kenaikan harga.
Yield 5Y turun tipis 0,7 basis poin kini di 6,346%. Lalu tenor 11Y juga turun 2,6 basis poin. Namun, tenor 2Y masih naik 0,7 basis poin dan tenor acuan 10Y juga naik 0,4 basis poin sore ini di 6,778%.
Cadev stagnan
Berkelitnya rupiah dari tren pelemahan mata uang kawasan hari ini terjadi ketika Bank Indonesia merilis data terbaru posisi cadangan devisa bulan Mei.
Bank Indonesia mengatakan, nilai cadev RI pada bulan lalu tak berubah dari bulan sebelumnya yaitu sebanyak US$ 152,5 miliar.
"Perkembangan tersebut antara lain dipengaruhi oleh penerimaan pajak dan jasa serta penerimaan devisa migas, di tengah kebutuhan untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah sebagai respons Bank Indonesia dalam menghadapi ketidakpastian pasar keuangan global yang tetap tinggi," kata Ramdan Denny Prakoso, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, hari ini.
Posisi cadangan devisa pada akhir Mei 2025 setara dengan pembiayaan 6,4 bulan impor atau 6,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Rupiah mencatat kinerja penguatan 1,9% menutup bulan Mei lalu, bila dibanding posisi akhir April.
Penguatan rupiah selama Mei kebanyakan memang dipengaruhi oleh sentimen pasar global. Gelombang 'Sell America' yang sempat melanda pasar membuat pamor dolar AS jatuh ke titik rendah dan menguntungkan mata uang yang jadi lawannya, termasuk rupiah.
Arus modal global juga deras menyerbu lagi aset-aset di emerging market. Pasar Indonesia juga kecipratan berkah.
Dana asing masuk sebesar US$ 337,1 juta ke pasar saham selama Mei ini, sampai perdagangan terakhir kemarin 28 Mei. Nilai itu setara dengan Rp5,5 triliun. Sedangkan di pasar surat utang negara, asing mencetak net buy selama Mei sebanyak Rp26,61 triliun, memperpanjang periode beli oleh investor asing dalam enam bulan tanpa putus.
(rui)