Ahmad juga menekankan bahwa perubahan ini tidak hanya berdampak pada lingkungan, tapi juga mengubah kesadaran warga dan membuka peluang ekonomi baru di wilayah terpencil seperti Kutawaru. “Ini mendorong praktik ekonomi sirkular di daerah dengan keterbatasan akses transportasi,” tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, Pertamina juga melakukan penanaman simbolis 100 bibit mangrove di kawasan Ekowisata Mangrove Si Manja. Kegiatan ini merupakan langkah awal dari target penanaman 5.000 bibit sebagai bentuk pelestarian kawasan pesisir.
“Momentum Hari Lingkungan Hidup ini kami manfaatkan untuk memperkuat kolaborasi dengan masyarakat. Pengelolaan sampah dan pelestarian pesisir menjadi fokus utama kami dalam membangun masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan,” ujar Rudi Ariffianto, VP CSR & SMEPP Management Pertamina.
Program ini sejalan dengan pendekatan kolaboratif yang diterapkan Pertamina, yang tidak hanya fokus pada aspek ekologis, namun juga pada pengembangan potensi wisata mangrove sebagai sumber penghasilan baru dan penguatan ekonomi lokal.
Pertamina sebagai pemimpin transisi energi nasional, menegaskan kembali komitmennya mendukung target Net Zero Emission 2060. Seluruh program dilaksanakan dengan mengacu pada prinsip Environmental, Social & Governance (ESG) serta mendorong pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs).
(tim)
