Logo Bloomberg Technoz

Smelter Nikel RI Ramai Pangkas Produksi, Tak Hanya di Morowali

Redaksi
05 June 2025 12:00

Kawasan industri penghiliran nikel Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah./Bloomberg-Dimas Ardian
Kawasan industri penghiliran nikel Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah./Bloomberg-Dimas Ardian

Bloomberg Technoz, Jakarta – Fenomena pemangkasan sementara sebagian lini produksi smelter pirometalurgi ditengarai telah meluas, tidak hanya di Kawasan Industri Morowali, sebagai respons dari tren penurunan harga nikel dan permintaan baja nirkarat.

Ketua Umum Indonesia Mining and Energy Forum (IMEG) Singgih Widagdo mengatakan permintaan offtaker terhadap komoditas turunan nikel yang dihasilkan smelter berbasis rotary kiln electric furnace (RKEF) tengah merosot.

“Benar memang terjadi penurunan produksi, bahkan bukan saja di Morowali. Kondisi ini sangat jelas karena demand sedang turun dan bersamaan raw material, harga nikel premium, dinilai cukup mahal. Alhasil, smelter melakukan pengurangan produksi, termasuk mengendalikan stok yang dinilai cukup besar,” ujarnya saat dihubungi, Kamis (5/6/2025). 

Permintaan bijih nikel untuk smelter di Indonesia./dok. Bloomberg

Selain itu, sebut Singgih, fenomena pemangkasan sementara atau shutdown sebagian lini produksi smelter nikel untuk bahan baku baja nirkarat (stainless steel) di Tanah Air juga dipicu oleh kontraksi industri di negara importir, China, yang mengakibatkan penurunan permintaan.

Jatuhnya permintaan dari China terbaca dari hasil Purchasing Manufacture Index (PMI) China pada Mei yang bertengger di zona kontraksi 48,30. Bahkan, PMI China sampai akhir 2026 diproyeksikan sebatas 51 dan 2027 sebesar 50,70.