Logo Bloomberg Technoz

Pemangkasan Produksi Smelter Nikel Merebak, Tak Cuma Tsingshan

Redaksi
05 June 2025 10:10

Sebuah bengkel peleburan baja nirkarat di pabrik./Bloomberg-Anindito Mukherjee
Sebuah bengkel peleburan baja nirkarat di pabrik./Bloomberg-Anindito Mukherjee

Bloomberg Technoz, Jakarta – Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) mengungkapkan pemangkasan sementara sebagian lini produksi di industri hilir nikel tidak hanya dialami oleh Tsingshan Holding Group Co, tetapi sejumlah perusahaan smelter pirometalurgi di Tanah Air.

Smelter pirometalurgi yang berbasis rotary kiln electric furnace (RKEF) membutuhkan nikel kadar tinggi atau saprolit untuk diolah menjadi nickel pig iron (NPI), feronikel (FeNi), atau nickel matte sebagai bahan baku penting dalam pembuatan baja nirkarat atau stainless steel.

Dalam kaitan itu, Sekretaris Jenderal APNI Meidy Katrin menyebut permintaan NPI saat ini sedang menurun. Di sisi lain, biaya produksi smelter makin meningkat, terutama sejak pemerintah menaikkan tarif royalti mineral dan batu bara (minerba) akhir April.


“Tidak bisa disebut cuma karena kenaikan royalti, tetapi juga bisa disebut karena biaya produksi meningkat; di mana harga juga tidak worth it [setimpal]. Bleeding sih [bisnis smelter pirometalurgi],” ujarnya saat ditemui, dikutip Kamis (4/6/2025).

Penggunaan NPI dan FeNi dalam produksi baja nirkarat di Indonesia./dok. APNI

Meidy menyebut Tsingshan—yang beroperasi di Kawasan Industri Morowali, Sulawesi Tengah — bukanlah satu-satunya perusahaan smelter nikel pirometalurgi yang tengah melakukan pengurangan sementara (bukan penutupan) di sebagian lini produksinya.