Ekonom Nilai Hilirisasi Bisa Tekan PHK Kala Manufaktur Kontraksi
Lisa Listiani
03 June 2025 19:40

Bloomberg Technoz, Jakarta - S&P Global baru saja mengeluarkan laporan mengenai aktivitas manufaktur Indonesia berdasarkan Purchasing Managers’ Index (PMI) pada Mei tercatat di angka 47,4, sedikit lebih tinggi dibandingkan April yang berada di level 46,7. Meski mengalami kenaikan, angka PMI yang berada di bawah 50 tetap mencerminkan kondisi kontraktif, bukan ekspansif. Artinya, sektor manufaktur Indonesia telah berada dalam fase kontraksi selama dua bulan berturut-turut.
“Survei terbaru mengindikasikan kontraksi yang lebih tajam pada Mei, terutama dalam hal pesanan baru (new orders), yang turun ke titik terendah sejak Agustus 2021,” demikian keterangan tertulis dari S&P Global.
Usamah Bhatti, Ekonom S&P Global Market Intelligence, mengatakan bahwa penurunan pada PMI utama mengindikasikan tekanan paling berat pada sektor manufaktur sejak Agustus 2021.
“Perusahaan mulai melakukan efisiensi dengan memangkas tenaga kerja, mengurangi pembelian bahan baku, dan menurunkan tingkat persediaan,” jelasnya.
Meski kondisi saat ini masih lesu, pelaku industri tetap menyimpan optimisme untuk jangka menengah. Mayoritas produsen memperkirakan permintaan akan membaik dalam 12 bulan mendatang seiring pulihnya daya beli konsumen.

































