Logo Bloomberg Technoz

Deflasi 0,37% Mei Bisa Jadi Sinyal Tekanan terhadap Daya BeliĀ 

Dovana Hasiana
03 June 2025 16:20

Suasana pusat perbelanjaan ITC Mangga Dua di Jakarta, Selasa (22/4/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Suasana pusat perbelanjaan ITC Mangga Dua di Jakarta, Selasa (22/4/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Ekonom Universitas Andalas Syafruddin Karimi menilai fenomena deflasi secara bulanan (month-to-month/mtm) sebesar 0,37% pada Mei 2025 dapat mencerminkan tekanan terhadap daya beli masyarakat, meskipun tidak selalu berarti pelemahan absolut. 

Menurut Syafruddin, ketika harga-harga turun, masyarakat seharusnya memiliki ruang lebih untuk belanja. Namun, jika konsumsi tetap lemah meski harga jatuh, maka hal itu menandakan bahwa pendapatan masyarakat tidak cukup atau ada ketidakpastian ekonomi yang membuat massyarakat menahan pengeluaran. 

“Inflasi tahunan yang hanya 1,6% dan year-to-date 1,19% menunjukkan tekanan permintaan domestik yang rendah,” ujar Syafruddin kepada Bloomberg Technoz, Selasa (3/6/2025). 


Dikonfirmasi secara terpisah, Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Rizal Taufikurahman mengatakan, meski inflasi tahunan masih pada kisaran 1,6%, tren penurunan harga bisa mencerminkan pelemahan permintaan domestik, khususnya konsumsi rumah tangga. 

“Ini bukan sekadar soal harga turun, tetapi bisa mengindikasikan adanya tekanan pada daya beli masyarakat,” ujarnya.