Logo Bloomberg Technoz

RI Mau Listrik dari Nuklir per 2030, Pakar Sebut ‘Terlalu Mahal’

Redaksi
28 May 2025 13:10

Ilustrasi pengembangan pembangkit listrik berbahan nuklir China. (Bloomberg)
Ilustrasi pengembangan pembangkit listrik berbahan nuklir China. (Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta – Tarif listrik dari tenaga nuklir di Indonesia diperkirakan mahal, padahal pemerintah sudah menargetkan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) pertama akan beroperasi pada 2030 dengan kapasitas 500 megawatt (MW).

Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa menjelaskan faktor yang juga berisiko mengerek harga listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT) adalah rencana pemerintah membangun PLTN dengan teknologi reaktor modular kecil atau small modular reactor (SMR).

Saat ini, kata Fabby, teknologi SMR untuk pembangkit nuklir dikuasai oleh Rusia, Amerika Serikat (AS), dan Kanada.


Dari ketiganya, dia mengambil contoh biaya listrik dari SMR Rusia dengan taksiran senilai US$6.000—US$7.000 per kilowatt (kW), berdasarkan referensi yang ditinjau Fabby dari berbagai proyek PLTN.

Dengan asumsi pemerintah akan membangun SMR berkapasitas 500 MW, Indonesia membutuhkan biaya sekitar US$3 miliar—US$5 miliar jika menggunakan SMR Rusia, yang kabarnya memiliki harga paling kompetitif.

Grafik pergerakan jumlah reaktor nuklir. (Sumber: Bloomberg)