Telaah Harga Listrik di RI Jika 76% Tambahan Pembangkit Pakai EBT
Redaksi
28 May 2025 11:00

Bloomberg Technoz, Jakarta – Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa menilai target energi baru terbarukan (EBT) sebesar 76% dalam penambahan kapasitas pembangkit nasional hingga 2034 tidak akan membuat tarif listrik makin mahal.
Alih-alih, Fabby berpendapat biaya energi terbarukan akan makin menurun dalam 10 tahun ke depan; dengan catatan batu bara untuk keperluan pembangkit listrik tidak lagi ‘disubsidi’ dengan mekanisme domestic market obligation (DMO).
“Saya tidak terlalu khawatir dengan harga energi terbarukan. Kenapa? Walaupun [target] porsinya besar, tetapi kalau kita lihat dari hasil kajian kami, harga energi terbarukan itu akan cenderung turun, apalagi 10 tahun ke depan,” ujarnya saat dihubungi, Rabu (28/5/2025).

Menurut kajian IESR, harga listrik berbasis energi bersih makin lama akan makin kompetitif dibandingkan dengan yang berbasis batu bara termal.
Berdasarkan perhitungan think tank energi tersebut, pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dengan baterai serta pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) dengan baterai bisa beroperasi dengan capacity factor yang setara dengan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara di kisaran 60%.