Bloomberg Technoz, Jakarta – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mensinyalir rencana Shell Plc untuk kembali ke hulu migas Indonesia lebih maju dibandingkan dengan Chevron Corp.
Kepala Divisi Prospektivitas Migas dan Manajemen Data Wilayah Kerja SKK Migas Asnidar mengungkapkan SKK Migas telah bertemu dengan Tim Teknikal Shell untuk berdiskusi mengenai rencana investasi perusahaan Inggris tersebut.
Bahkan, Shell saat ini tengah merevisi potensi wilayah kerja (WK) yang ada di Tanah Air mulai dari Sabang hingga Merauke bagian laut dalam. Rencana tersebut juga termasuk dalam kegiatan untuk mengeksplorasi hulu migas di Tanah Air.
“Dari Sabang sampai Merauke. Jumat kemarin kami baru diskusi dengan Tim Teknikal mereka, Shell. Hasil revisi mereka semoga ada kabar baik,” kata Asnidar kepada Bloomberg Technoz, dikutip Selasa (27/5/2025).

Dia menyebut Shell hingga saat ini belum memutuskan untuk mengakuisisi blok eksisting atau farm in yang ada di Indonesia.
Namun, rencana ketertarikan Shell sudah dibuktikan dengan mendaftar dan menjadi anggota Migas Data Repository (MDR), yang merupakan salah satu kewajiban kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) yang beroperasi di Indonesia.
“Dia belum memutuskan [farm in], tetapi bahwa mereka tertarik itu mereka sudah terbukti MDR. Mereka sudah mendaftar register sebagai member MDR,” ungkapnya.
Sekadar catatan, iuran keanggotaan MDR untuk mengakses data migas di Indonesia diwajibkan bagi KKKS anggota, baik yang memiliki WK maupun tidak.
Menurut Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), anggota yang mengelola lebih dari 5 WK diwajibkan mengiur US$50.000, sedangkan yang memiliki 2—5 WK US$40.000, dan 1 WK US$20.000.
Sementara itu, anggota yang tidak memiliki atau terafiliasi dengan WK di Tanah Air dikenai biaya US$35.000.
Kabar Chevron
Asnidar juga mengatakan saat ini SKK Migas tengah berkomunikasi lebih lanjut dengan Chevron. Dia pun berharap ada kabar baik secepatnya dari Chevron ihwal ketertarikannya untuk kembali menanamkan modal di hulu migas RI.
“Kita sekarang lagi engage, semoga ada kabar baik. Kita tunggu saja semua lagi proses,” ucapnya.
Kepala SKK Migas Djoko Siswanto mememerinci kabar ketertarikan Shell Plc, TotalEnergies SE, dan Chevron Corp untuk berinvestasi lagi di hulu migas Indonesia karena pemerintah menyediakan data yang lebih baik, teknologi yang lebih maju, konektivitas yang bagus, dan mulai ada regulasi untuk open data.
"Mereka [investor] punya alat untuk melihat itu sehingga mereka tertarik [investasi lagi di Indonesia]," kata Djoko ditemui di sela kegiatan 49th IPA Convention and Exhibition, Selasa (20/5/2025).
Djoko menyatakan kebijakan fiskal di Indonesia saat ini sangat fleksibel dan pemerintah sangat mendukung ihwal perizinan untuk berinvestasi.
“Kita jelas targetnya untuk menaikkan produksi [migas] dan welcome untuk semua teknologi untuk menaikkan produksi. Nah, itu yang membuat mereka tertarik," ujarnya.
Berdasarkan Laporan Kinerja Ditjen Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) 2024, realisasi investasi hulu migas pada tahun lalu mencapai US$15,33 miliar, naik 18% dari capaian sebelumnya senilai US$12,92 miliar.
(mfd/wdh)