Logo Bloomberg Technoz

Lobi Alot, RI Undang 28 Negara Bahas Aliansi Mineral Awal Juni

Mis Fransiska Dewi
27 May 2025 10:00

Blok Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) di fasilitas pengolahan nikel Harita Nickel di Pulau Obi, Maluku Utara./Bloomberg-Dimas Ardian
Blok Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) di fasilitas pengolahan nikel Harita Nickel di Pulau Obi, Maluku Utara./Bloomberg-Dimas Ardian

Bloomberg Technoz, Jakarta – Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) mengatakan negosiasi pembentukan aliansi mineral global, yang turut melibatkan Filipina, ternyata masih alot hingga saat ini. Namun, pembicaraan akan dilanjutkan pada awal Juni 2025.

Sekretaris Jenderal APNI Meidy Katrin menjelaskan wacana pembentukan aliansi negara-negara produsen mineral a la OPEC tersebut tetap akan diupayakan dan saat ini tengah berprogres. Komoditas yang menjadi fokus pun diperluas, tidak lagi hanya terbatas pada nikel. 

“Aliansi ini lagi dibentuk, [tetapi] belum karena diskusinya kalau saya rasa masih alot,” terangnya saat ditemui usai agenda di kawasan Grand Ballroom Hotel Kempinski, dikutip Selasa (27/5/2025).


Meidy menerangkan proses negosiasi aliansi mineral global tersebut saat ini lebih banyak diinisiasi oleh pelaku usaha, meskipun ide awalnya digagas oleh pemerintah sejak 2 tahun lalu.

Nah, langkah konkretnya apa? Nah, nanti kita pada 3—5 Juni, kita kerja sama dengan Kementerian Luar Negeri mengundang 28 negara produsen mineral [di luar Indonesia], untuk hadir di acara kita di mana Indonesia akan menjadi host. Itu semua negara berkembang ya.”

Bijih nikel olahan disimpan di pabrik konsentrat nikel Forrestania Cosmic Boy./Bloomberg-Ron D'Raine