Logo Bloomberg Technoz

Lewat RUPTL 2025-2034 itu, PLN menetapkan asumsi pertumbuhan penjualan listrik dengan rata-rata 21 Twh setiap tahunnya.

Asumsi pertumbuhan penjualan listrik itu ditopang dari proyeksi permintaan yang meningkat dari Kawasan Industri (KI), Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP), Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) dan Kendaraan Listrik (EV).

Di sisi lain, PLN menetapkan target penjualan listrik mencapai 327,7 TWh tahun ini, tumbuh 20,47 TWh atau 6,7% secara tahunan.

“Jauh di atas target RKAP 2024 dan merupakan capaian penjualan tertinggi sepanjang sejarah,” tutur Darmawan.

Adapun, Kementerian ESDM telah menyetujui muatan RUPTL PLN periode 2025 sampai dengan 2034. Lewat dokumen kelistrikan teranyar ini, PLN berencana untuk menambah kapasitas setrum mencapai  69,5 gigawatt (GW) sepanjang 2025 sampai dengan 2034.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan dokumen ketenagalistrikan itu bakal menjadi pedoman investasi PLN sampai 2034 mendatang.

“PLN wajib menjalankan apa yang menjadi keputusan yang kita godok bareng-bareng, lokasi semuanya sudah jelas di mana, kabupaten apa dan tahun berapa dibangun,” kata Bahlil saat seremoni pengesahan RUPTL PLN di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (26/5/2025).

Sebagian besar kapasitas pembangkit itu akan diisi oleh sumber energi baru terbarukan (EBT) mencapai 42,6 GW atau 61% dari keseluruhan kapasitas sampai akhir 2034 nanti.

Adapun, pembangit fosil mengambil bagian sekitar 16,6 GW atau 24% dari total kapasitas terpasang, sementara investasi fasilitas penyimpanan atau storage mencapai 10,3 GW.

“Sebenarnya gas ini bukan lagi fosil an sich ya dia setengah, di Eropa saja masih batu bara kok di Turki saja masih ada batu bara, kita saja yang kekinian,” kata Bahlil.

(naw)

No more pages