Bloomberg Technoz, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyoroti krisis fasilitas kesehatan akibat operasi militer Israel di jalur Gaza yang semakin intensif.

WHO telah mencatat 28 serangan terhadap layanan kesehatan di Gaza selama periode ini dan 697 serangan sejak Oktober 2023.

“Di tengah semakin memburuknya perpindahan penduduk massal dan kekurangan makanan, air, pasokan medis, bahan bakar, dan tempat tinggal yang parah,” dalam pernyataan WHO dalam laman resmi, dikutip Jumat (23/05).

Empat rumah sakit besar di Gaza (RS Kamal Adwan, RS Indonesia, RS Rehabilitasi dan Prostesis Hamad, dan RS Eropa Gaza) terpaksa menghentikan layanan medis selama seminggu terakhir karena lokasinya yang dekat dengan daerah permusuhan atau zona evakuasi, serta serangan. 

Hanya 19 dari 36 rumah sakit di Jalur Gaza yang masih beroperasi, termasuk satu rumah sakit yang menyediakan perawatan dasar bagi pasien yang masih berada di dalam rumah sakit, dan berjuang menghadapi kekurangan pasokan yang parah, kurangnya tenaga kesehatan, ketidakamanan yang terus menerus, dan lonjakan korban, sementara staf bekerja dalam kondisi yang tidak memungkinkan.