Logo Bloomberg Technoz

BI Desak Bank Turunkan Bunga Kredit Demi Pertumbuhan Ekonomi RI

Dovana Hasiana
21 May 2025 14:45

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo saat Pengumuman Rapat Dewan Gubernur (RDG), Rabu (19/2/2025). (Youtube Bank Indonesia)
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo saat Pengumuman Rapat Dewan Gubernur (RDG), Rabu (19/2/2025). (Youtube Bank Indonesia)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Bank Indonesia (BI) menilai suku bunga perbankan masih tinggi meskipun regulator moneter ini telah menurunkan BI Rate pada Januari 2025. Oleh sebab itu, BI mendesak perbankan untuk menurunkan kembali suku bunga simpanan maupun suku bunga kredit.

Menurut catatan BI, setelah BI menurunkan BI rate pada Januari telah terjadi penurunan suku bunga Indonesia dari 6,03% menjadi 5,77% pada 20 Mei 2025. Suku bunga SRBI untuk tenor 6 bulan telah turun dari 7,16% menjadi 6,4%; tenor 9 bulan turun dari 7,20% menjadi 6,44%; tenor 12 bulan turun dari 7,27% menjadi 6,47%.

Dari sisi imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) juga mengalami penurunan. Tenor 2 tahun turun dari 6,69% menjadi 6,19%, tenor 10 tahun turun dari 6,98% menjadi 6,84%.

Sementara suku bunga perbankan masih relatif tinggi. Pada April 2025, bunga deposito 1 bulan mencapai 4,83% atau meningkat dari awal Januari 2025 sebesar 4,81%. Sejumlah bank juga memiliki suku bunga deposito yang lebih tinggi dari yang dipublikasikan. Bunga kredit pada April mencapai 9,19% sama dengan bunga kredit awal Januari 2025 sebesar 9,2%.

“Suku bunga perlu diturunkan untuk mendukung penyaluran kredit untuk pemndukung pertumbuhan ekonomi lebih tinggi,” terang Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Konferensi Pers di Jakarta, Rabu (21/5/2025).