Perempuan Jadi Pilar Ketahanan Ekonomi di Tengah Gejolak Global

Bloomberg Technoz, Jakarta - Di tengah tekanan ekonomi global yang tidak menentu, peran perempuan dalam industri keuangan terbukti menjadi fondasi penting dalam menjaga stabilitas ekonomi, baik di tingkat rumah tangga maupun dalam pengambilan keputusan strategis.
Direktur Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), Retno W. Wijayanti menekankan bahwa negara harus hadir untuk memperkuat peran perempuan dalam perekonomian, termasuk melalui peningkatan inklusi keuangan. Menurutnya perempuan perlu mendapat akses yang lebih luas terhadap layanan keuangan agar mereka bisa mandiri secara ekonomi, membangun kapabilitas, dan jaringan yang lebih luas.
Data dari Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) OJK tahun 2025 menunjukkan bahwa indeks literasi keuangan perempuan berada di angka 65,73 persen, tidak jauh berbeda dengan laki-laki yang sebesar 67,53 persen. Indeks inklusi keuangan bahkan menunjukkan kesetaraan, yakni 92,89 persen untuk perempuan dan 92,58 persen untuk laki-laki.
Hal ini mencerminkan potensi besar perempuan sebagai pengelola keuangan, baik di ranah domestik maupun profesional. Kontribusi perempuan, mulai dari meja makan hingga meja rapat, menjadi pondasi kokoh ketahanan finansial keluarga hingga perekonomian nasional.
Salah satu figur pemimpin perempuan yang menonjol di industri jasa keuangan adalah Maria Rosalinda, Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko Prudential Indonesia. Dalam Women Leadership Forum 2025, Maria menegaskan bahwa perempuan memiliki kepemimpinan berbasis empati dan keberanian mengambil keputusan, yang sangat penting bagi ketahanan ekonomi jangka panjang.































