Menteri Luar Negeri Suriah, Asaad Al-Shaibani, menyebut pernyataan Trump sebagai “titik balik” bagi rakyat Suriah.
“Kami menanggapi pengumuman ini secara sangat positif,” ujarnya kepada kantor berita resmi Suriah, Sana. “Presiden Trump bisa meraih kesepakatan damai yang bersejarah dan kemenangan nyata bagi kepentingan AS di Suriah.”
Trump menyebut diskusi terakhirnya dengan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan sebagai faktor pendorong keputusan tersebut.
“Oh, semua ini saya lakukan demi sang putra mahkota,” ucapnya sambil menatap sang pemimpin de facto Saudi, yang menjadi tuan rumah kunjungan luar negeri pertama Trump di masa jabatan keduanya.
Trump sedang melakukan tur ke Arab Saudi, Qatar, dan Uni Emirat Arab pekan ini. Selain mendorong investasi miliaran dolar ke AS, ia juga ingin menunjukkan kredensialnya sebagai pembawa damai dan penstabil konflik di kawasan.
“Untuk pertama kalinya dalam seribu tahun, dunia akan memandang wilayah ini bukan lagi sebagai tempat kekacauan, peperangan, dan kematian, melainkan sebagai tanah harapan dan peluang,” kata Trump, seraya menyampaikan keinginannya menyelesaikan konflik antara Israel dan Hamas serta meredam Iran, musuh lama AS.
Arab Saudi telah mendorong AS agar mencabut sanksi demi mempercepat rekonstruksi Suriah dan menjaga negara itu tetap berada dalam orbit Arab, setelah Iran kehilangan pengaruhnya seiring jatuhnya Assad—sekutu utama Teheran. Sebelumnya, Rusia membantu mempertahankan kekuasaan Assad, yang kini dilaporkan melarikan diri ke Moskow setelah lengser secara mengejutkan.
Komunitas diaspora Suriah di AS juga turut melobi pemerintahan dan tokoh-tokoh terdekat Trump agar mendukung transisi kekuasaan yang dipimpin Sharaa.
Namun, masa lalu Sharaa sebagai komandan yang terkait dengan al-Qaeda, serta keberadaan kelompok Islamis ekstrem di antara para pendukungnya, membuat Washington dan negara-negara seperti Israel bersikap waspada terhadap pemerintahan baru tersebut.
Upaya Sharaa sempat mengalami kemunduran setelah ratusan warga minoritas Alawi dibantai oleh loyalis pemerintah dalam aksi kekerasan balas dendam awal tahun ini. Komunitas Druze pun meminta bantuan internasional menyusul bentrokan dengan pasukan pemerintah beberapa pekan terakhir, yang bahkan memicu intervensi militer dari Israel.
Pertemuan dengan Trump berlangsung tak lama setelah Sharaa mengunjungi Presiden Prancis Emmanuel Macron di Paris pekan lalu. Itu merupakan perjalanan pertamanya ke luar Timur Tengah sejak menjabat presiden, sekaligus sinyal bahwa negara-negara Barat mulai menunjukkan dukungan terhadap pemerintahannya.
(bbn)
