Ekonom: Perang Dagang AS-China Mereda, RI Perlu Tetap Waspada
Merinda Faradianti
13 May 2025 20:00

Bloomberg Technoz, Jakarta - Ekonom menyarankan pemerintah untuk tetap waspada menghadapi risiko yang timbul dalam situasi perang dagang global, meski ketegangan hubungan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China sementara mereda usai ada kesepakatan penurunan tarif selama 90 hari ke depan.
Guru Besar Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) Prof Telisa Aulia Falianty menilai pemerintah Indonesia perlu waspada terhadap adanya kemungkinan pembelokan arus perdagangan (trade diversion). Pasalnya, kesepakatan tersebut baru terjadi dengan dua negara adidaya saja.
"Pasti itu ada dampaknya, tapi menang secara umum memberikan angin segar bahwa ketegangan tarif berkurang. Tapi pada negara non-China, apakah AS akan menerapkan role of the games (aturan permainan) yang sama?" lanjutnya.
"Karena AS dengan China punya kekuatan yang seimbang, sehingga bisa saling menentukan bargaining position-nya (posisi daya tawarnya), tapi ke negara kecil apa AS mau mereda dari sisi tarif itu masih tanda tanya," tambahnya.
"Kita masih belum tahu, apa ini menjadi jangka pendek atau jangka panjang perdamaian ini. Sehingga kita harus mewaspadai strategi, karena ini antara 2 raja. Mereka bisa punya wewenang yang menentukan dunia," kata Telisa kepada Bloomberg Technoz, Selasa (13/5/2025).