Logo Bloomberg Technoz

Sherif Tarek dan Dan Williams - Bloomberg News

Bloomberg, Hamas menyatakan akan membebaskan sandera asal Amerika Serikat (AS) terakhir yang masih hidup dan mereka tahan di Gaza, setelah dalam beberapa hari terakhir melakukan pembicaraan ulang dengan pemerintah AS terkait kesepakatan gencatan senjata dengan Israel.

Dalam pernyataan resmi melalui kanal Telegram pada Minggu (11/5/2025) malam, Hamas menyebut pembebasan tentara Israel Edan Alexander, yang juga merupakan warga negara AS, sebagai langkah awal menuju kesepakatan gencatan senjata baru di Gaza. Namun, kelompok tersebut tidak memberikan informasi kapan Alexander akan dibebaskan.

Presiden AS Donald Trump menyambut baik kabar tersebut dan dalam unggahan di media sosialnya menyebut pembebasan Alexander sebagai “langkah untuk mengakhiri perang brutal ini dan mengembalikan SEMUA sandera yang masih hidup serta jenazah kepada orang-orang tercinta.”

Pengumuman ini muncul menjelang kunjungan Presiden Trump ke Timur Tengah, di mana ia dijadwalkan mengunjungi Arab Saudi, Qatar, dan Uni Emirat Arab. Namun, tidak ada rencana untuk singgah di Israel dalam perjalanan tersebut.

Hamas juga menekankan perlunya membuka kembali perbatasan dan mengizinkan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza yang hancur akibat perang. Setelah masa gencatan senjata selama enam minggu berakhir pada 2 Maret lalu, Israel kembali menghentikan aliran bantuan ke Gaza dan melanjutkan serangan udara serta operasi darat.

Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengungkapkan bahwa pihak AS telah memberitahu Israel mengenai niat Hamas untuk membebaskan Alexander “tanpa syarat atau imbalan apa pun.” Hingga saat ini, Gedung Putih dan Dewan Keamanan Nasional AS belum memberikan tanggapan atas kabar pembebasan sandera tersebut.

Belum jelas apakah Israel, yang saat ini berada di bawah tekanan besar dari publik dalam negeri untuk membebaskan sisa sandera lainnya, turut terlibat dalam negosiasi pembebasan Alexander. Pada bulan Maret lalu, AS sempat menolak kesepakatan serupa terkait pembebasan Alexander karena ketegangan dengan Israel yang keberatan atas langkah AS mengadakan pembicaraan langsung dengan Hamas.

Mesir dan Qatar yang menjadi mediator menyambut baik pengumuman pembebasan ini. Dalam pernyataan Kementerian Luar Negeri Qatar, disebutkan bahwa langkah tersebut diharapkan dapat membuka kembali jalur perundingan terkait gencatan senjata di Gaza, pembebasan tahanan Palestina dan sandera Israel, serta kelancaran pengiriman bantuan kemanusiaan.

Hamas melancarkan serangan besar-besaran ke wilayah Israel pada 7 Oktober 2023 lalu, menewaskan 1.200 orang dan menyandera sekitar 250 orang. Sejak itu, serangan militer Israel ke Gaza telah menewaskan lebih dari 50.000 orang, menurut data dari kementerian kesehatan yang dikelola Hamas. Israel juga telah kehilangan ratusan tentaranya dalam konflik ini.

Beberapa sandera Israel diketahui telah meninggal dunia, sementara sebagian lainnya telah ditukar dengan tahanan Palestina dalam kesepakatan gencatan senjata sebelumnya. Hingga kini, Hamas diyakini masih menahan 59 sandera, namun menurut pihak Israel, hanya kurang dari 25 orang yang diperkirakan masih hidup.

(bbn)

No more pages