Logo Bloomberg Technoz

Hasil konsensus dari 28 analis  yang disurvei oleh Bloomberg sampai Rabu kemarin (24/5/2023), memperkirakan dengan suara bulat bahwa BI masih akan kembali mempertahankan bunga acuan di level saat ini 5,75%. 

Adapun sinyal dari pasar surat utang memperlihatkan ekspektasi penurunan bunga acuan BI7DRR semakin tinggi. Ini bisa terbaca dari pergerakan selisih yield Surat Utang Negara (SUN/INDOGB) tenor 2 tahun dengan BI7DRR. 

Yield INDOGB-2 tahun kemarin bertengger di level 5,864%. Artinya, level yield itu hanya berselisih 11,1 bps saja dengan level BI7DRR saat ini. Menilik data historis, pada 2019 silam, selisih yield turun di bawah level tersebut pada 16 Juli sebelum BI memulai siklus pelonggaran moneter dengan memangkas bunga acuan di bulan yang sama.

Analis memperkirakan, BI akan melontarkan sinyal-sinyal pivot dalam pengumuman bunga acuan hari ini yang diprediksi akan memulai pengguntingan pada kuartal 3-2023.

Apa kata ekonom Bloomberg?

"Terlalu dini bagi BI untuk menggunting bunga saat ini karena inflasi IHK masih di atas kisaran target bank sentral yaitu 2%-4%. Pada April lalu, inflasi IHK tercatat di level 4,33%, masih melampaui batas atas target inflasi BI. Pengetatan moneter yang ditempuh sejak Agustus hingga Januari ditujukan untuk stabilisasi nilai tukar rupiah. Aliran modal asing sudah kembali akan tetapi masih relatif kecil dan itu bisa berbalik bila permintaan global yang melemah bisa melukai selera investasi."

- Tamara Mast Henderson, ekonom Bloomberg

(rui)

No more pages