Logo Bloomberg Technoz

Berpotensi Kantongi Rp3.000 Triliun, Bursa Karbon BEI Masih Lesu

Recha Tiara Dermawan
09 May 2025 19:20

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi saat Hasil RDK Bulanan Juni 2024. (Youtube OJK)
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi saat Hasil RDK Bulanan Juni 2024. (Youtube OJK)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Meski telah lama diluncurkan, perkembangan Bursa Karbon Indonesia (IDXCarbon) masih sangat mini. Hingga 30 April 2025, volume transaksi yang tercatat dalam IDXCarbon hanya sebesar 1,6 juta ton CO2 ekuivalen, dengan nilai akumulasi sebesar Rp77,92 miliar. 

Data tersebut disampaikan oleh Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, dalam Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) OJK.

Ia juga menyebut hingga akhir April, terdapat 112 pengguna jasa yang telah mengantongi izin untuk berpartisipasi dalam perdagangan karbon di IDXCarbon.

Angka tersebut diakui oleh Inarno masih sangatlah terbatas. Bahkan, Ia mengakui jika perkembangan bursa karbon masih memerlukan dorongan lebih kuat. 

“Perkembangannya masih terbatas. Ini menjadi fokus evaluasi kami untuk memperluas partisipasi dan mendorong pertumbuhan pasar karbon,” ujarnya dalam Rapat Dewan Komisioner Bulanan OJK, Jumat (9/5/2025).