Logo Bloomberg Technoz

Ketika Era Kejayaan Dolar Terancam Tamat

Ruisa Khoiriyah
09 May 2025 13:00

Ilustrasi Dolar (Dok Bloomberg)
Ilustrasi Dolar (Dok Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Para investor di banyak negara di Asia, semakin banyak beralih membeli valuta di luar dolar Amerika Serikat (AS), sejurus dengan dinamika lanskap perdagangan global dipicu oleh perang tarif yang diyakini akan berdampak besar pada prospek mata uang ke depan.

Ada indikasi, pamor dolar AS yang sudah berpuluh tahun menjadi valuta terkuat di dunia mengingat dominasinya dalam transaksi internasional, semakin terkikis dan perlahan ditinggalkan.

Perbankan global dan broker banyak yang mendapati peningkatan permintaan derivatif mata uang lain selain dolar AS sebagai bagian dari upaya lindung nilai, seperti dilansir oleh Bloomberg News.

Bank-bank menerima lebih banyak permintaan transaksi lindung nilai tanpa dolar AS namun melibatkan mata uang lain seperti yuan, dolar Hong Kong, dirham Uni Emirat Arab, juga euro. Ada banyak permintaan untuk pinjaman dalam yuan Tiongkok. Bank di Indonesia juga melayani transaksi dalam yuan.

Dolar Amerika pecahan kecil. (Dok: Bloomberg)

Dahulu, perdagangan valas biasanya ditempuh dalam tahapan yang melibatkan dolar AS. Misalnya, perusahaan Mesir membutuhkan peso Filipina, biasanya akan mentransfer dana dalam valuta lokalnya untuk membeli dolar AS. Lantas memakai dolar tersebut untuk membeli peso.