Logo Bloomberg Technoz

Data Scan Bola Mata Munculkan Risiko Pemalsuan Identitas Digital

Redaksi
06 May 2025 13:25

Alat men-scan iris mata pada teknologi Worldcoin. (Dok: Bloomberg)
Alat men-scan iris mata pada teknologi Worldcoin. (Dok: Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Pakar keamanan siber dari Communication & Information System Security Research Center (CISSReC) Pratama Persadha mengingatkan potensi penyalahgunaan data biometrik, khususnya iris (scan bola mata), merupakan ancaman serius yang tidak boleh dianggap remeh. 

Meskipun belum banyak insiden kebocoran data hasil scan bola mata yang terpublikasi secara luas, tetapi risiko penyalahgunaan perlu dipandang secara nyata dan mendesak untuk diantisipasi, terang Pratama.

"Beberapa pakar sudah memperingatkan bahwa jika data biometrik seperti retina disimpan secara terpusat tanpa enkripsi yang memadai, atau tanpa pengawasan yang ketat, maka akan muncul risiko serius seperti pemalsuan identitas digital, pencurian akun berbasis autentikasi biometrik, hingga penggunaan untuk profiling populasi secara masif oleh aktor jahat, baik komersial maupun politik," kata Pratama kepada Bloomberg Technoz, Selasa (6/5/2025).


Menurutnya, dalam skenario ekstrem, kombinasi antara data biometrik dengan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) bahkan bisa digunakan untuk membuka pintu untuk menciptakan representasi digital seseorang secara utuh, baik bertujuan simulasi maupun manipulasi informasi.

Selain itu, dibandingkan sidik jari, iris mata memiliki tingkat akurasi identifikasi yang jauh lebih tinggi. Dalam scan bola mata manusia mengandung lebih banyak titik pengenalan. Oleh sebab itu, teknologi pemindaian bola mata kerap digunakan pada fasilitas dengan tingkat keamanan tinggi, seperti pusat riset militer dan sistem perbankan kelas atas.