Logo Bloomberg Technoz

Indomaret pertama kali hadir pada tahun 1988, awalnya sebagai toko internal untuk memenuhi kebutuhan karyawan Salim Group. Melihat respons positif dan potensi pasar ritel modern yang begitu besar, perusahaan mulai membuka akses ke publik pada tahun 1997. Sejak saat itu, pertumbuhan Indomaret sangat pesat, menjadikannya pemain dominan dalam industri minimarket nasional.

Struktur Kepemilikan Indomaret: PT Indoritel dan PT Indomarco Prismatama

Ilustrasi Gerai Indomaret (Dimas Ardian/Bloomberg)

Untuk mengelola dan memperluas jaringan Indomaret, Grup Salim tidak langsung turun tangan, melainkan melalui anak perusahaan dan cucu perusahaan. Berikut adalah struktur bisnis di balik Indomaret:

  • PT Indoritel Makmur Sentosa Tbk (DNET) merupakan perusahaan investasi yang memegang saham strategis di berbagai entitas, termasuk Indomaret, Sari Roti (PT Nippon Indosari Corpindo), dan KFC Indonesia.

  • PT Indomarco Prismatama adalah perusahaan operasional di balik nama Indomaret. Inilah entitas yang bertanggung jawab mengelola jaringan gerai, ekspansi waralaba, serta operasional toko.

Investasi Waralaba Indomaret: Peluang Bisnis Menguntungkan untuk Masyarakat

Indomaret (Dok. Wikimedia Commons / CC BY 4.0)

Salah satu kekuatan Indomaret adalah sistem waralaba yang terbuka bagi publik. Dengan investasi awal sekitar Rp 494 juta, masyarakat bisa memiliki dan mengelola gerai Indomaret sendiri. Rincian biaya waralaba meliputi:

  • Franchise fee lima tahun: Rp 36 juta

  • Biaya promosi pembukaan toko: Rp 9,5 juta

  • Renovasi dan instalasi listrik: Rp 221,5 juta

  • Peralatan elektronik dan non-elektronik: Rp 227 juta

Perlu dicatat bahwa biaya tersebut bisa berbeda tergantung pada lokasi dan tipe bangunan. Model bisnis ini memberikan peluang besar bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam industri ritel modern tanpa harus memulai dari nol.

Grup Salim bukan nama asing dalam dunia bisnis Indonesia. Didirikan oleh mendiang Sudono Salim (Liem Sioe Liong), grup ini telah merambah berbagai sektor, mulai dari pangan, infrastruktur, hingga teknologi. Setelah kepergian pendirinya, tongkat estafet kepemimpinan dilanjutkan oleh sang putra, Anthoni Salim, yang membawa Grup Salim masuk ke berbagai sektor bisnis baru, termasuk telekomunikasi dan digital.

Salah satu langkah strategis adalah transformasi PT Dyviacom Intrabumi, perusahaan internet yang didirikan pada 1995, menjadi PT Indoritel Makmur Sentosa Tbk pada 2013. Transformasi ini menjadi bukti adaptasi bisnis Salim Group terhadap perkembangan zaman, dengan memperluas portofolio ke sektor ritel dan teknologi.

(seo)

No more pages