Bloomberg Technoz, Jakarta - Pelemahan nilai tukar rupiah sepanjang tahun ini hingga menjadikannya sebagai satu-satunya mata uang Asia yang 'kalah' oleh dolar AS, apabila berlanjut, potensial menekan perusahaan-perusahaan yang memiliki utang valas jatuh tempo dalam waktu dekat.

Rupiah yang merosot nilainya juga akan membebani perusahaan yang memiliki ketergantungan impor tinggi.

Dalam kajian terbaru yang dirilis oleh lembaga pemeringkat global Fitch Ratings, seperti dilansir dari Bloomberg News hari ini, penggalangan dana di pasar mancanegara dalam bentuk obligasi dolar AS mungkin akan lebih menantang di tengah ketidakpastian global. 

Situasi tersebut mengurangi fleksibilitas korporasi yang tidak memiliki rekam jejak penerbitan obligasi lokal dan hubungan dengan perbankan domestik yang luas, menurut analis Fitch Ratings Olly Prayudi.

Beberapa perusahaan yang tercatat sahamnya di bursa domestik, di antaranya PT Japfa Comfeed Tbk, PT Kawasan Industri Jababeka Tbk, PT Bukit Makmur Mandiri Utama, termasuk di antaranya yang memiliki risiko refinancing jangka pendek yang signifikan. Namun, perusahaan-perusahaan tersebut diperkirakan masih memiliki akses memadai terhadap pendanaan domestik.