Logo Bloomberg Technoz

Pada 18 Maret 2024 sekitar pukul 01.00 dini hari, pelaku membawa korban ke sebuah ruangan kosong dan melakukan aksi kejahatannya.

"Kami biasanya mengambil darah dari bank darah rumah sakit. Kalau stok kosong, baru meminta keluarga pasien. Nah, dalam kasus ini, tampaknya pelaku membujuk korban dengan mengatakan bahwa dokter akan membantu mengambil darah. Cara membujuknya ini sudah menunjukkan bahwa aksinya direncanakan," ungkap Rachim.

"Korban dibawa ke ruangan yang sedang tidak difungsikan karena dalam proses renovasi," tambahnya.

Awal Mula Kasus

Kasus ini pertama kali diketahui publik setelah sebuah akun Instagram bernama @ppdsgramm mengunggah tangkapan layar yang berisi laporan dugaan pemerkosaan oleh dua residen anestesi terhadap seorang keluarga pasien dengan menggunakan obat bius.

Unggahan tersebut memuat kronologi awal kejadian. Korban, yang merupakan anak dari pasien ICU, dibujuk pelaku dengan dalih mempercepat prosedur crossmatch darah. Korban lalu dibawa ke lantai 7 gedung baru RSHS, yang saat itu belum difungsikan.

Di tempat itu, korban diminta mengenakan baju pasien dan dipasangi infus berisi midazolam, sejenis obat penenang. Pelecehan seksual diduga terjadi tengah malam. Korban baru sadar sekitar pukul 04.00 atau 05.00 pagi dalam kondisi sempoyongan. Hasil visum menunjukkan adanya jejak sperma di tubuh korban dan di lantai tempat kejadian.

Pelaku Diberhentikan dari Program PPDS UNPAD

Universitas Padjadjaran (Unpad) menyatakan telah mengambil langkah tegas terhadap pelaku. Residen anestesi tersebut diberhentikan dari program pendidikan spesialis (PPDS).

"Penindakan tegas sudah dilakukan oleh Unpad dengan memberhentikan yang bersangkutan dari program PPDS," demikian isi keterangan tertulis dari Unpad, Kamis (10/4/2025).

(dec/del)

No more pages