Logo Bloomberg Technoz

RI Beli LPG AS demi ‘Rayu’ Trump: Ongkos Mahal, Spek Tak Sesuai

Redaksi
10 April 2025 14:20

Gas minyak cair atau LPG./Bloomberg-Bartek Sadowski
Gas minyak cair atau LPG./Bloomberg-Bartek Sadowski

Bloomberg Technoz, Jakarta – Praktisi industri migas Hadi Ismoyo berpendapat rencana realokasi impor gas minyak cair atau liquefied petroleum gas (LPG) ke Amerika Serikat (AS) justru berpotensi mengerek biaya pengapalan yang rawan membebani APBN.

Hadi, yang juga Direktur Utama PT Petrogas Jatim Utama Cendana (PJUC), mengatakan rencana realokasi impor LPG ke AS sebenarnya memiliki konsep dan tujuan baik dalam menyeimbangkan perdagangan bilateral RI dan Negeri Paman Sam.

Namun, dia menggarisbawahi, Indonesia secara tradisional lebih terbiasa mengimpor LPG dari kawasan Timur Tengah, seperti dari Saudi Aramco, alih-alih Amerika.

Tidak hanya itu, kontrak pembelian LPG dari Indonesia biasanya minimal selama 1 tahun dan bisa diperpanjang lagi.

Nah, kalau diputus tiba-tiba dan direalokasi impornya dari AS, tentu ada konsekuensi kontrak yang harus dihitung,” terang Hadi saat dihubungi, Kamis (10/4/2025). 

Dok. PT Pertamina International Shipping (PIS)