Bursa saham Asia juga melompat naik tersulut euforia Wall Street tadi malam, cermin kelegaan setelah sejak 2 April terjerembab dalam kemelut yang belum ada presedennya dalam sejarah. Indeks Kospi Korea melompat lebih dari 5%, begitu pun Nikkei Jepang juga menguat 2% pagi ini.
Keputusan Trump menunda kebijakannya yang mengguncang dunia itu, baru rilis sekitar 13 jam setelah tenggat waktu pemberlakuan tarif resiprokal terlewati. Trump mendapat tekanan besar dari para pemimpin bisnis dan investor untuk mengubah arah.
Kejatuhan pasar obligasi AS juga memicu pivot Trump. Yield UST-10Y sempat terbang hingga 4,5% kemarin.
"Saya pikir orang-orang sedikit keluar dari jalur," kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih pada Rabu (9/4/2025) saat ditanya mengapa dia mengubah keputusannya. "Mereka menjadi agak gelisah, agak takut."
Trump mengatakan, ia mencermati pasar Treasury ketika membuat keputusan tarif. UST-2Y sempat melewati 4% dan tenor panjang melonjak lebih banyak lagi.
"Pasar obligasi sangat rumit," kata Trump. "Saya mengamatinya, tetapi jika Anda melihatnya sekarang, pasar obligasi saat ini sangat indah. Namun, saya melihat tadi malam orang-orang mulai merasa gelisah."
Pada sesi Asia, yield UST-2Y turun ke level 3,883% dan tenor 10Y kini ada di 4,306%, bersama tenor 30Y yang juga melandai di 4,716%.
"Seminggu terakhir adalah perjalanan penuh gejolak dan kita tahu satu hal yang pasti, jika ada kepastian dalam berinvestasi, kepastian tersebut adalah bahwa pasar dan investor tidak menyukai ketidakpastian," kata Ryan Nauman di Zephyr, seperti dilansir Bloomberg News.
Namun, di tengah euforia kelegaan pasar, setelah menyaksikan volatilitas yang begitu tajam sepekan terakhir, sebagian para pengamat pasar menyarankan agar para investor tetap berhati-hati dalam menilai tren bullish yang baru saja pecah tersebut. Ancaman tarif Trump mungkin telah merusak kemampuan manajer korporasi dalam menyusun perencanaan dan merusak hubungan internasional hingga ke titik di mana pertumbuhan ekonomi global masih diragukan.
"Jeda 90 hari ini merupakan tanda menggembirakan bahwa negosiasi dengan sebagian besar negara telah berjalan produktif. Itu juga memberi stabilitas yang sangat dibutuhkan oleh pasar. Meski begitu, kita tidak sepenuhnya aman, hindari godaan untuk mengejar momentum dan kendalikan emosi," saran Mark Hackett di Nationwide.
Pasar kini selanjutnya akan sibuk melakukan asesmen untuk kemungkinan dinamika ke depan, sembari memantau rilis data-data penting yang juga berpengaruh besar terhadap harga aset.
Inflasi AS
Nanti malam, Biro Statistik AS akan mengumumkan data inflasi Indeks Harga Konsumen (CPI) bulan Maret, disusul oleh angka klaim pengangguran.
Inflasi AS bulan Maret diperkirakan menurun menyusul kejatuhan harga energi. Inflasi AS Maret diprediksi naik 0,1% dibanding Februari dengan inflasi inti diperkirakan sebesar 0,3%. Secara tahunan, angka inflasi juga diperkirakan lebih moderat.
Dini hari tadi, Federal Reserve melansir risalah rapat FOMC bulan Maret lalu. Dalam notulensi pertemuan yang memutuskan Fed fund rate ditahan itu, para pejabat bank sentral AS terlihat mencermati potensi dampak inflasi dari kebijakan tarif Trump.
Inflasi dinilai akan lebih persisten ketimbang proyeksi sebelumnya. Hampir semua peserta rapat menilai, risiko inflasi cenderung naik. Namun, walau begitu, para peserta FOMC juga menilai mereka saat ini ada dalam posisi yang baik untuk menunggu kejelasan kebijakan lebih lanjut.
Ekonom Bloomberg Economics menilai, pendekatan 'wait and see' The Fed dan ketergantungan pada data lebih konkret hampir menjamin bahwa mereka akan terlambat bertindak bila pasar tenaga kerja akhirnya memburuk. "Kami memperkirakan hanya akan ada satu pemangkasan bunga acuan di sisa tahun ini sebesar 25 basis poin," kata Chris G. Collins, ekonom Bloomberg Economics dalam laporannya.
Analisis teknikal
Secara teknikal nilai rupiah berpotensi bangkit dan menguat hari ini, setelah tekanan di pasar mulai mereda.
Adapun rupiah berpotensi menguat ke resistance terdekat pada level Rp16.800/US$, resistance potensial selanjutnya menuju Rp16.700/US$, dan juga kembali mencapai Rp16.550/US$ sebagai level paling optimis penguatan rupiah dalam tren jangka pendek saat ini dengan time frame daily.
Selanjutnya nilai rupiah memiliki level support psikologis pada level Rp16.900/US$. Apabila level ini berhasil tembus, maka mengonfirmasi laju support selanjutnya pada level Rp17.000/US$ yang makin menjauhi MA-50, dan MA-100.
(rui)

































