Logo Bloomberg Technoz

Sementara itu, posisi kewajiban finansial luar negeri Indonesia menurun, di tengah tetap solidnya aliran masuk modal asing pada investasi langsung dan investasi lainnya. Posisi kewajiban finansial luar negeri Indonesia pada kuartal IV 2024 turun 2,8% (qtq) menjadi US$768,1 miliar dari US$790,0 miliar pada kuartal III 2024.

Penurunan posisi kewajiban finansial luar negeri tersebut dipengaruhi oleh transaksi investasi portofolio yang mencatat aliran modal keluar seiring ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi. Sementara itu, investasi langsung dan investasi lain diklaim tetap membukukan aliran modal masuk.

"Ini mencerminkan terjaganya optimisme investor terhadap prospek ekonomi dan iklim investasi domestik," klaim Ramdan.

Perkembangan posisi kewajiban finansial ini juga dipengaruhi oleh penurunan nilai instrumen keuangan domestik seiring penguatan nilai tukar dolar AS terhadap mayoritas mata uang global, termasuk rupiah, dan penurunan harga saham domestik.

Secara keseluruhan 2024, PII Indonesia juga mencatat penurunan kewajiban neto dibandingkan dengan posisi akhir 2023. Kewajiban neto PII Indonesia turun dari US$257,9 miliar pada akhir 2023 menjadi US$245,3 miliar pada akhir 2024.

Penurunan kewajiban neto PII tersebut bersumber dari peningkatan posisi aset finansial sebesar US$37,5 miliar (7,7% yoy) yang lebih tinggi dibanding peningkatan posisi kewajiban finansial sebesar US$24,9 miliar (3,4% yoy). Peningkatan posisi aset didorong oleh kenaikan posisi pada seluruh komponen, baik investasi langsung, investasi portofolio, investasi lainnya, maupun posisi cadangan devisa. Sementara itu, kenaikan posisi kewajiban terutama dipengaruhi oleh aliran masuk modal asing dalam bentuk investasi langsung, investasi portofolio, dan investasi lainnya.

BI memandang perkembangan PII Indonesia pada triwulan IV 2024 dan keseluruhan tahun 2024 tetap terjaga, sehingga mendukung ketahanan eksternal. Hal ini tercermin dari perbaikan rasio net kewajiban PII Indonesia terhadap PDB dari 18,8% pada 2023 menjadi 17,6% pada 2024.

Selain itu, struktur kewajiban PII Indonesia juga didominasi oleh instrumen berjangka panjang (92,3%) terutama dalam bentuk investasi langsung.

(lav)

No more pages