"Mereka secara bertahap memperketat aturan," kata Benjamin Tang, kepala curah cair di S&P Global Commodities at Sea.
Para pelaku pasar tersebut menyebut, mungkin ada peningkatan transfer antarkapal — di mana kargo berpindah antarkapal di laut — sehingga asal-usul barel bisa makin dikaburkan.
Hal ini terjadi lantaran pelabuhan-pelabuhan di China semakin lebih waspada agar tidak dianggap memfasilitasi perdagangan. Pasalnya operator pelabuhan yang dikelola pemerintah provinsi bulan lalu mendesak terminal-terminal untuk menolak kapal tanker yang terkena sanksi.
Menurut data dari Kpler dan S&P, dari kapal-kapal yang menjadi sasaran pada Senin, dua kapal pengangkut minyak mentah yang sangat besar baru saja mentransfer kargo saat berada di lepas pantai Malaysia.
Amak, kapal tanker berusia 23 tahun, memindahkan 2 juta barel minyak mentah Iran ke Ayden, yang dibangun pada tahun 2008. Kedua kapal tersebut tetap berada di sekitar lokasi.
Secara terpisah, menurut Kpler, dua VLCC lain yang masuk daftar hitam pada Senin sedang dalam perjalanan menuju China, masing-masing membawa lebih dari 2 juta barel minyak Iran.
Menurut data pelacakan Bloomberg, Lydia II, VLCC yang dibangun pada tahun 2009, memberi sinyal bahwa kapal tersebut telah meninggalkan Malaysia pada 22 Januari, kemudian menghilang sebelum muncul kembali pada 20 Februari. Kapal ini diperkirakan akan tiba di China sekitar akhir bulan ini.
Fiona, VLCC yang selesai dibangun pada tahun 2008, mengambil kargo saat ini dari kapal tanker yang tidak dikenal pada 15 Februari, dan seharusnya akan sampai di China pada waktu yang sama.
(bbn)






























