Logo Bloomberg Technoz

Bila menghitung sejak akhir pekan lalu, harga emas sudah melesat 2,4% pekan ini ke harga rekor pagi tadi. Dalam hitungan year-on-year, atau dibanding periode setahun lalu, harga emas dunia sudah naik 45,7%. Malah, dalam 3 tahun terakhir atau sejak perekonomian mulai bangkit dari resesi akibat Pandemi Covid-19, harga emas telah membukukan lonjakan 55,4%.

2. Penyebab kenaikan

Kenaikan harga emas dalam beberapa waktu terakhir tak lain terdorong oleh sentimen seputar arah kebijakan bunga acuan Amerika Serikat (AS).

Setelah mengetatkan keuangan sejak pecah inflasi tinggi pada 2022, Federal Reserve, otoritas moneter AS, akhirnya memangkas bunga acuan pertama kali pada September 2024 lalu.

Penurunan bunga acuan itu memberi daya ungkit lebih besar pada emas sebagai instrumen yang tidak memberikan imbal hasil.

Bunga global yang lebih rendah membuat emas menarik dikoleksi sebagai alat hedging atau lindung nilai terhadap potensi inflasi di masa mendatang. Alhasil, emas makin banyak diburu oleh para investor, termasuk bank sentral di seluruh dunia.

Sementara itu, kenaikan di harga rekor hari ini, ditengarai karena komentar dovish pejabat The Fed yang memperkirakan masih akan ada pemangkasan bunga acuan AS sebanyak dua kali lagi.

3. Emas lokal ikut meroket

Lonjakan harga emas di pasar dunia turut melejitkan harga emas produsen lokal. Emas produksi PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) memecahkan rekor pada Kamis kemarin di harga Rp1.708.000 per gram. Menghitung setahun ke belakang, kenaikan harga emas Antam sudah mencapai 37,6%.

Bukan hanya harga emas Antam saja yang naik, emas produksi anak usaha Pegadaian yakni Galeri 24 juga emas produksi swasta PT Untung Bersama Sejahtera (UBS) turut melesat.

Harga emas UBS hari ini dibanderol di harga Rp918.000 untuk ukuran 0,5 gram, naik Rp9.000 dibanding kemarin. Sedangkan ukuran 1 gram dijual Rp1.697.000, naik Rp17.000 dibanding banderol harga jual hari sebelumnya.

Pegadaian juga menjual emas produksi anak usahanya, yakni emas Galeri 24. Pada hari ini, ukuran 0,5 gram emas merek Galeri 24 dibanderol seharga Rp910.000 dan untuk ukuran 1 gram dijual seharga Rp1.687.000. Naik masing-masing sebesar Rp9.000 dan Rp15.000 untuk dua ukuran tersebut.

4. Bank sentral borong emas

Mengacu data World Gold Council, pada 2024 lalu bank sentral memborong sedikitnya 1.045 metrik ton emas, senilai US$ 96 miliar, atau setara Rp1.562 triliun dengan kurs dolar AS saat ini.

Beberapa negara yang terindikasi terbanyak memborong emas pada 2024 di antaranya adalah Polandia, India dan Turki. Sementara pada awal tahun ini, bank sentral China yaitu People Bank of China (PBOC) tercatat memborong emas tiga bulan beruntun sebagai bagian dari cadangan devisa mereka.

Per akhir Januari, posisi cadangan emas moneter China mencapai 73,45 juta troy ounce, menurut data resmi yang dilansir PBOC dan dikutip oleh Bloomberg. Angka itu setara dengan 2.284,55 metrik ton emas moneter Tiongkok dan bernilai sekitar US$ 206,5 miliar, setara 6,43% dari total nilai cadangan devisa milik bank sentral China.

5. Isu revaluasi stok emas Amerika

Spekulasi revaluasi cadangan emas Amerika Serikat (AS) mengemuka beberapa waktu terakhir. Spekulasi tersebut berpusat pada gagasan bahwa Departemen Keuangan AS bisa mematok kembali kepemilikan emasnya pada tingkat yang lebih tinggi, sebuah langkah yang akan menghasilkan uang cepat bagi pemerintah yang ingin menjalankan pemerintahan dengan lebih efisien. 

Pemerintah AS perlu merevaluasi cadangan emasnya dari level harga US$42 per ons yang ditetapkan pada tahun 1973 menjadi harga saat ini.

Itu akan memungkinkan Departemen Keuangan AS memonetisasi peningkatan nilai neraca mendadak menjadi sebesar US$750 miliar, sehingga mengurangi kebutuhan untuk menerbitkan obligasi. 

Namun, Menteri Keuangan AS Scott Bessent menampik isu itu. Bessent bilang, seperti dilansir dari Bloomberg, revaluasi stok emas AS yang angkanya sudah lebih dari 8.000 ton itu, bukanlah yang ada dalam pikirannya.

6. Prediksi rekor baru

Goldman Sachs Group Inc., salah satu bank investasi kakap global, mengerek prediksi harga emas akhir tahun ini menjadi US$ 3.100 per troy ounce. Pembelian bank sentral dan arus masuk dana di bursa berjangka emas akan menjadi pengungkit harga komoditas logam itu. 

Analis Lina Thomas dan Daan Struyven dalam catatannya mengatakan, permintaan bank sentral mungkin mencapai rata-rata 50 ton per bulan, lebih banyak dari yang diperkirakan sebelumnya.

Jika ketidakpastian atas kebijakan ekonomi terus berlanjut, termasuk tarif, harga emas batangan bisa mencapai US$ 3.300 per ons karena posisi spekulatif yang lebih tinggi. Menurut perhitungan Bloomberg, angka terakhir menyiratkan kenaikan tahunan sebesar 26%.

(rui)

No more pages