Jelang BI Rate, Rupiah Diprediksi Kian Lemah Terjepit Dolar AS
Tim Riset Bloomberg Technoz
19 February 2025 08:10

Bloomberg Technoz, Jakarta - Rupiah kemungkinan akan kembali tertekan akibat sentimen eksternal yang tidak menguntungkan aset-aset di emerging market.
Indeks dolar Amerika Serikat (AS) kembali menapak naik dengan penguatan 0,45% kemarin di tengah lonjakan imbal hasil Treasury, surat utang AS, yang terungkit pernyataan hawkish dari para pejabat Federal Reserve (The Fed).
Juga, kekhawatiran makin luasnya perang dagang karena rencana baru Presiden AS Donald Trump menerapkan tarif impor pada produk-produk otomotif, farmasi dan cip semikonduktor, secepatnya pada awal April.
Di pasar offshore, rupiah terlempar lagi ke zona merah dan ditutup di kisaran Rp16.336/US$ pada penutupan bursa New York hari Selasa.
Pagi ini, pada pembukaan pasar Asia, pergerakan rupiah NDF masih di rentang Rp16.300-an per dolar AS. Level itu lebih lemah dibanding posisi penutupan rupiah spot kemarin di Rp16.275/US$, mengisyaratkan ada peluang pelemahan rupiah lebih lanjut setelah kemarin menjadi mata uang paling buruk kinerjanya di Asia.