Logo Bloomberg Technoz

Pasar saat ini tengah menanti laporan ketenagakerjaan non-pertanian AS yang akan dirilis Jumat ini. Data tersebut diperkirakan menunjukkan tambahan 175.000 pekerjaan baru dalam perekonomian AS. Jika hasilnya lebih rendah dari perkiraan, pasar akan memperkirakan pemangkasan suku bunga lebih lanjut oleh The Fed. Namun, jika angkanya lebih tinggi, maka ekspektasi pemangkasan suku bunga bisa melemah.

Data terpisah yang dirilis pada Kamis menunjukkan adanya peningkatan klaim pengangguran awal, sementara produktivitas tenaga kerja tetap kuat. Selain itu, revisi terhadap data pertumbuhan lapangan kerja juga akan menjadi perhatian utama. Para ekonom memperkirakan revisi ini akan cukup besar, meskipun kemungkinan tidak separah yang diprediksi sebelumnya.

“Laporan ketenagakerjaan pada Jumat ini sangat penting bagi pasar. Jika hasilnya sesuai dengan ekspektasi, pasar akan tetap stabil di tengah ketidakpastian terkait kebijakan tarif dan kebijakan lainnya,” kata Tom Essaye dari The Sevens Report. “Namun, jika hasilnya jauh dari ekspektasi, itu bisa menjadi tekanan tambahan bagi aset berisiko dan menekan saham.”

Di Eropa, nilai tukar pound sterling turun setelah Bank of England (BoE) memangkas suku bunga acuannya. Dua pejabat bank sentral bahkan mendukung pemangkasan sebesar 50 basis poin, yang mendorong pasar meningkatkan ekspektasi pemangkasan lebih lanjut. Namun, BoE juga memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini menjadi 0,75% dan memperkirakan inflasi akan lebih tinggi dari ekspektasi sebelumnya.

Sementara itu, Menteri Keuangan AS Scott Bessent kembali menegaskan pandangannya bahwa imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun akan tetap rendah di bawah pemerintahan Trump. Ia juga menampik spekulasi adanya intervensi oleh tim efisiensi pemerintah yang dipimpin Elon Musk terhadap sistem pembayaran Departemen Keuangan AS.

Di Asia, beberapa data ekonomi yang akan dirilis antara lain pengeluaran rumah tangga Jepang, pembelian obligasi oleh Bank of Japan, inflasi Taiwan, serta keputusan suku bunga di India. Para analis memperkirakan Bank Sentral India (RBI) akan memangkas suku bunga repo sebesar 25 basis poin menjadi 6,25%, tetapi ada juga yang memprediksi pemangkasan hingga dua kali lipat dari angka tersebut.

Risiko Revisi Data Ketenagakerjaan

Setiap tahun, laporan ketenagakerjaan AS pada Januari disertai dengan revisi data selama 12 bulan sebelumnya. Meskipun biasanya tidak terlalu mendapat perhatian, kali ini revisi tersebut menjadi sorotan karena perkiraan awal pada Agustus lalu menunjukkan kemungkinan revisi turun sebanyak 818.000 pekerjaan—penurunan terbesar sejak 2009.

Para ekonom memperkirakan angka revisi yang akan dirilis Jumat ini berkisar antara 600.000 hingga 700.000 pekerjaan, yang jika benar akan menjadi sedikit kelegaan bagi pasar. Data pekerjaan reguler bulanan diperkirakan akan menunjukkan pertumbuhan 175.000 pekerjaan pada Januari, setelah dua bulan sebelumnya mencatat pertumbuhan di atas 200.000 pekerjaan akibat pemulihan dari dua badai besar.

Bagi The Fed, laporan ketenagakerjaan ini kemungkinan akan mengonfirmasi pandangan mereka bahwa permintaan tenaga kerja mulai moderat, meskipun masih cukup kuat untuk menopang pertumbuhan ekonomi.

“Asalkan laporan ketenagakerjaan menunjukkan tambahan 170.000 hingga 200.000 pekerjaan, pasar kemungkinan akan bereaksi tenang,” kata Gaurav Mallik dari Pallas Capital Advisors. “Namun, jika angkanya jauh lebih tinggi, peluang pemangkasan suku bunga tahun ini bisa berkurang. Sebaliknya, jika jauh lebih rendah, kekhawatiran terhadap pelemahan pasar tenaga kerja bisa meningkat.”

Ketua The Fed, Jerome Powell, pekan lalu menyatakan bahwa para pejabat masih ingin melihat inflasi bergerak ke arah yang diharapkan sebelum mempertimbangkan pemangkasan suku bunga.

Saat ini, pasar masih memperkirakan langkah The Fed selanjutnya adalah pemangkasan suku bunga, meskipun kemungkinan baru terjadi pada pertengahan tahun. Imbal hasil Treasury AS menyentuh level terendah sepanjang 2025 pekan ini.

Di pasar korporasi, saham Qualcomm Inc merosot akibat kekhawatiran terhadap permintaan ponsel baru yang melemah. Sebaliknya, saham Peloton Interactive Inc naik berkat prospek bisnis yang positif. Philip Morris International Inc mencatat rekor tertinggi berkat penjualan produk nikotin Zyn yang kuat. Sementara itu, saham Ford Motor Co anjlok setelah mengeluarkan peringatan laba yang lebih rendah dari ekspektasi.

Di sektor komoditas, harga emas turun setelah mencetak rekor tertinggi dalam enam sesi sebelumnya. Harga minyak juga melemah setelah Trump kembali menegaskan komitmennya untuk menekan harga minyak mentah, meskipun ia tetap mendorong sanksi yang lebih ketat terhadap Iran.

(bbn)

No more pages