Dia mengungkapkan selama DHE hanya wajib disimpan di bank domestik dalam bentuk valas tidak wajib konversi ke rupiah, sebenarnya tidak akan mengganggu pemain eksportir skala besar.
“[Isu] yang jadi hambatan itu kalau wajib 100% DHE dikonversi ke rupiah, nah eksportir biasanya bereaksi negatif,” imbuhnya.
Cukup Baik
Bhima menggarisbawahi kebijakan parkir DHE SDA 100% selama satu tahun sejatinya cukup baik untuk memperkuat nilai tukar rupiah.
Dia mencontohkan Thailand sudah lama mempraktikkan capital control untuk perkuat baht terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Meski terlambat diterapkan di Indonesia, hal ini perlu diapresiasi.
Bhima menjelaskan, saat itu Thailand tengah dihadapi krisis pada 1998, sehingga kebijakannya berlaku kepada semua komoditas ekspor. Thailand mewajibkan pendapatan hasil ekspor dikonversi 75% ke mata uang baht.
“Indonesia masih belum seprogresif Thailand. Semua transaksi diatas US$1 juta wajib dikonversi tanpa jeda ke baht dan disimpan di bank domestik Thailand,” ucap Bhima.
Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Indonesia/Indonesian Mining Association (IMA) Hendra Sinadia mengatakan sampai saat ini sikap pengusaha tambang terhadap kebijakan tersebut masih tetap skeptis.
“Ya kalau seluruh [100%] penerimaaan [pembayaran dari importir/buyer] dari penjualan ekspor harus ditempatkan di bank nasional, ya ilustrasinya seperti laki-laki kerja terus, [tetapi] 100% gajinya masuk ke rekening istri,” ujarnya saat dihubungi, Kamis (23/1/2025).
Meski demikian, Hendra sudah mendengar tentang wacana pemerintah akan memberikan ‘kelonggaran’ dengan membolehkan pengusaha mengambil sebagian DHE-nya untuk kebutuhan biaya operasional, dengan syarat harus dikonversikan ke rupiah.
Akan tetapi, kalangan penambang masih menanti detail teknis dari wacana tersebut.
“Dengan konversi, tentu ada biaya dan juga selisih kurs. Terus terang, kami belum tahu teknisnya seperti apa. Masih simpang siur. Intinya, penambahan beban biaya akan menyulitkan eksportir,” tegasnya.
“[Akan tetapi], kalau bisa dikonversi, tentu cukup meringankan. Namun, kami belum tahu detailnya ya.”
(mfd/wdh)
