Logo Bloomberg Technoz

APNI: Nikel Bisa Terbang ke US$20 Ribu Jika RI Pangkas Produksi

Mis Fransiska Dewi
22 January 2025 18:30

Briket nikel. (Philip Gostelow/Bloomberg)
Briket nikel. (Philip Gostelow/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta – Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) mengeklaim wacana pemangkasan produksi bijih nikel tahun ini berpotensi mengerek harga komoditas tersebut menjadi US$20.000/ton. Hal itu akan terjadi jika kuota produksi bijih nikel dari 240 juta ton pada 2024 menjadi 150 juta ton pada 2025. 

Nikel hari ini diperdagangkan di US$16.078/ton di London Metal Exchange (LME), turun 0,15% secara harian.

"Kemarin kita ada isu pemangkasan produksi sampai 150 juta [ton]. Baru dikasih isu saja, dari Macquarie London sudah memberikan statement jika RKAB dipangkas sampai 150 juta ton, harga nikel akan menyentuh US$20.000/ton lagi, hari ini [masih sekitar] US$15.000/ton," kata Sekretaris Umum APNI Meidy Katrin Lengkey dalam rapat bersama Baleg DPR RI, Rabu (22/1/2025).

Meidy menjelaskan rencana kerja dan anggaran biaya (RKAB) pertambangan nikel yang disetujui untuk 2025 sebesar 298,49 juta ton. Di sisi lain, produksi bijih nikel Indonesia saat ini telah menyumbang 63% dari total produksi global. Kondisi tersebut membuat nikel dunia kelebihan pasokan atau oversupply. 

Harga nikel sentuh rekor terendah dalam 4 tahun pekan ini./dok. Bloomberg

Dalam kaitan itu, oversupply timbul dari persetujuan RKAB yang cukup besar, sehingga harga nikel global menurun sejak awal 2024. Periode 2024—2026, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyetujui sebanyak 292 permohonan RKAB pertambangan nikel, tetapi hanya 207 di antaranya yang diizinkan berproduksi.