Kanada Mau 'Intervensi' Harga Nikel Lewat G-7, RI Bakal Terpukul?
Redaksi
20 January 2025 10:40

Bloomberg Technoz, Jakarta – Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) meyakini pangsa pasar atau market size nikel Indonesia, yang saat ini mencapai 53% di tingkat global, tidak akan terpengaruh ancaman batas harga terendah atau price cap yang akan diusulkan Kanada melalui sekutunya di G-7.
Kanada diketahui tengah mempertimbangkan 'intervensi' seperti penerapan price cap terhadap berbagai komoditas mineral penting, sebagai upaya Barat mengatasi dugaan manipulasi pasar dari China. Negeri Panda sendiri memiliki hubungan yang erat dengan RI sebagai negara tujuan ekspor nikel.
“Kan kita menguasai, tahun kemarin saja 2024, 53% dari total suplai nikel dunia. Total market size ya, seharusnya kan kita yang lebih punya suara untuk menentukan. Kalau kita berbicara [posisi nikel RI] kayak OPEC lah ya. Nah kita yang lebih punya suara dong untuk menentukan karena kita produsen terbesar dunia,” kata Sekretaris Umum APNI Meidy Katrin Lengkey saat dihubungi, Senin (20/1/2025).

Soal wacana penerapan price cap, kata Meidy, Indonesia memiliki posisi tawar yang tinggi karena memiliki hubungan yang baik dengan China untuk mempertahankan mekanisme pasar dibandingkan dengan Kanada.
“Jadi posisi tawar Indonesia masih lebih kuat dibandingkan dengan posisi tawar dari Kanada. Jadi platform Asean dong yang kita pakai. Misalnya kita bisa manfaatkan platform Asean kita untuk kemitraan bilateral,” tutur Meidy.