Bloomberg Technoz, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Rabu (15/1/2025), dibuka menguat. Hingga pukul 9.20, indeks mencatat kenaikan 53 poin atau setara dengan menguat 0,76% ke level 7.009.
Berdasarkan data perdagangan Bursa Efek Indonesia, volume perdagangan tercatat 2.48 miliar saham dengan nilai transaksi Rp1,42 triliun. Adapun frekuensi yang terjadi sebanyak 216.797 kali.
Sebanyak 290 saham menguat, dan 150 saham melemah. Sementara, 178 saham tidak bergerak.
Sentimen pada perdagangan hari ini utamanya datang dari global, dan dalam negeri. Investor menanti data inflasi utama Harga Konsumen (Consumer Price Index/CPI) yang bisa menjelaskan arah suku bunga Federal Reserve di sepanjang tahun 2025.
“Semua mata kini tertuju pada laporan CPI, yang mungkin merupakan angka inflasi paling penting dalam ingatan baru-baru ini karena akan memicu sentimen pasar yang terobsesi dengan The Fed,” kata Chris Brigati dari SWBC, seperti yang diwartakan Bloomberg News.
Tim Research Phillip Sekuritas memaparkan, pasar mengkalibrasi ulang ekspektasi mereka atas potensi pemangkasan suku bunga acuan oleh Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) pasca rilis data pasar tenaga kerja Non-Farm Payrolls pada hari Jumat lalu
“Para pelaku pasar berspekulasi tidak ada pemangkasan suku bunga hingga bulan September dan Federal Reserve hanya akan menurunkan suku bunga sebesar 30 bps di tahun 2025 ini,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.
Analis Phintraco Sekuritas memaparkan, mayoritas saham-saham Blue Chip, termasuk bank-bank berkapitalisasi besar sudah memasuki oversold area. Terkait ini, pasar akan mencermati pengumuman RDG BI pada Rabu sore.

Dari dalam negeri, investor juga mengamati dengan saksama keputusan kebijakan Bank Indonesia hari ini untuk mendapat petunjuk tentang bagaimana Indonesia beradaptasi dengan ketidakpastian arah The Fed dan Pemerintahan baru AS.
Semua ekonom yang disurvei oleh Bloomberg memprediksi Bank Sentral Indonesia akan mempertahankan suku bunga acuannya pada 6% setelah melakukan intervensi berulang kali untuk menstabilkan rupiah selama sebulan.
RDG BI diproyeksikan menahan suku bunga acuan di 6%, namun pasar menantikan pandangan BI kedepan dalam pengumuman hasil RDG BI tersebut.
(fad/hps)