Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Dalam dunia digital yang terus berkembang, sentralisasi dan desentralisasi media sosial menjadi dua konsep yang saling bertentangan namun sama pentingnya.

Diskusi terbaru di Bloomberg TechnoZone Podcast yang dipandu oleh Pandu Sastrowardoyo dan co-host Whery Enggo Prayogi mengangkat tema ini bersama Muhammad Hafiz Noer, Head of Research dari Center for Digital Society UGM, dan Jean Daniel Gauthier, Co-Founder dan CEO MYriad.social. Para ahli berbagi wawasan tentang dampak keduanya terhadap masa depan media sosial.

Jean Daniel menjelaskan bahwa platform sentralisasi seperti Facebook, Twitter, dan Google telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan digital kita. "Kalau kita menggunakan jasa apapun seperti Facebook, Twitter, Threads, atau siapa pokoknya, kita taruh identitas kita sama data-data kita di server-server mereka. Mereka memiliki otoritas dan governance di atas data-data itu, bukan kita sendiri," jelasnya. Model ini memberikan efisiensi dan stabilitas, tetapi juga memunculkan tantangan terkait privasi dan kontrol pengguna.

Muhammad Hafiz Noer menambahkan bahwa sentralisasi menciptakan ketergantungan besar. "Yang sudah establish tentu adalah global tech platform seperti Facebook, Meta dan Google dan lain sebagainya yang memang menguasai baik secara user, konten, maupun value ekonomi," ujarnya. Ia melihat bahwa monopoli ini dapat membatasi kebebasan digital, tetapi juga menawarkan skala yang sulit dicapai oleh model desentralisasi.

Namun, desentralisasi hadir sebagai jawaban atas tantangan tersebut. "Misalnya, kita punya box di rumah. Di situ ada jaringan sosial kita, administratornya kita, dan komunitas kita bisa swaregulasi," kata Jean Daniel. Model ini memungkinkan pengguna untuk membangun ekosistem yang lebih inklusif dan demokratis. Namun, tantangan baru muncul, seperti kebutuhan akan literasi digital yang kuat serta infrastruktur teknologi yang memadai.

Hafiz Noer menyebut bahwa transisi menuju model desentralisasi memerlukan kolaborasi antara berbagai pihak. "Masyarakat, pemerintah, dan penyedia platform harus bekerja bersama untuk menciptakan ekosistem digital yang inklusif dan aman," ungkapnya. Menurutnya, literasi digital tidak hanya soal menggunakan teknologi tetapi juga memahami konsekuensi sosial dan ekonominya.

Dengan peluang besar yang ditawarkan oleh desentralisasi, penting untuk menyeimbangkan inovasi dengan regulasi yang mendukung agar kebebasan digital dapat terjaga tanpa mengorbankan keamanan data.

Untuk mendalami lebih lanjut, simak diskusi lengkapnya di episode terbaru TechnoZone Podcast bertajuk “Sentralisasi vs Desentralisasi pada Platform Media Sosial”. Jangan lewatkan wawasan berharga dari para ahli yang dapat membantu Anda memahami bagaimana sentralisasi dan desentralisasi membentuk masa depan media sosial.


(pod)

No more pages