Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) melaporkan kinerja pasar surat berharga negara (SBN) pada kuartal III 2024 terjaga dibanding kuartal-kuartal sebelumnya.

Ini tercermin dari imbal hasil atau yield SBN seri acuan tenor 10 tahun yang turun 60 basispoin (bps) ke level 6,43%, setelah kuartal I dan II naik 53 bps.

Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan penurunan imbal hasil ini dipengaruhi oleh turunnya yield obligasi Amerika Serikat (AS) atau US Treasury, suku bunga acuan AS atau Fed Fund Rate (FFR), dan suku bunga acuan Indonesia atau BI-Rate. 

"Investor nonresiden membukukan net inflow (aliran modal asing masuk secara neto) ke SBN sebesar Rp62,49 triliun selama triwulan III-2024," ujar Sri Mulyani dalam Konferensi Pers KSSK, Jumat (18/10/2024).

Dengan perkembangan tersebut, pada akhir triwulan III kepemilikan investor nonresiden di SBN menjadi Rp870,58 triliun, dengan net inflow Rp28,53 triliun dalam perhitungan tahunan atau year-to-date (ytd).

Berdasarkan data BI hingga 14 Oktober 2024, posisi instrumen SRBI, SVBI, dan SUVBI masing-masing tercatat sebesar Rp934,87 triliun, US$3,38 miliar, dan US$424 juta.

Penerbitan SRBI telah mendukung upaya peningkatan aliran masuk portofolio asing ke dalam negeri dan penguatan nilai tukar rupiah. Kepemilikan nonresiden dalam SRBI mencapai Rp254,57 triliun atau 27,23% dari total outstanding.

(lav)

No more pages