Annie Lee - Bloomberg News
Bloomberg, Harga bijih besi kembali naik, melanjutkan tren kenaikan tajam selama dua minggu berturut-turut. Kenaikan ini didorong oleh spekulasi bahwa perencana ekonomi utama China akan mengumumkan langkah-langkah stimulus tambahan pada jumpa pers yang dijadwalkan Selasa (08/10/2024) pagi.
Di pasar Singapura, harga bahan baku utama untuk pembuatan baja ini naik hampir 3%, setelah melonjak 18% dalam dua minggu terakhir. Jumpa pers yang akan dihadiri oleh lima pejabat senior dari Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional (National Development and Reform Commission/NDRC) ini diperkirakan akan membahas pengeluaran publik yang lebih besar, berdasarkan pemberitahuan resmi yang diterbitkan Minggu (06/10/2024).
Beijing sebelumnya telah meluncurkan serangkaian kebijakan stimulus, termasuk pemotongan suku bunga dan dukungan khusus untuk sektor properti, yang memicu kenaikan harga logam global pada akhir bulan lalu. Libur nasional selama seminggu di China, yang dimulai Selasa lalu, membuat tidak ada pengumuman resmi lebih lanjut, tetapi pelaku pasar menunggu potensi langkah baru yang bisa memacu pertumbuhan ekonomi.
Delegasi industri China yang menghadiri LME Week mengatakan bahwa paket kebijakan yang diluncurkan mencerminkan perubahan penting dalam prioritas otoritas, dengan fokus yang lebih besar pada upaya menghidupkan kembali ekonomi.
"Prospek kenaikan harga lebih lanjut masih terbuka ketika pasar China kembali beroperasi pada Selasa," kata ANZ Group Holdings Ltd.dalam catatannya. "Namun, keberlanjutan kenaikan ini akan sangat bergantung pada rincian konkret" dari langkah-langkah stimulus fiskal yang dijanjikan oleh Beijing, tambahnya.
Hingga pukul 11:36 waktu setempat, harga bijih besi berjangka di Singapura naik 1,6% menjadi US$110,30 per ton, setelah sempat meningkat hingga 2,6% sebelumnya. Sementara itu, di London Metal Exchange, harga aluminium turun 0,3% menjadi US$2.645 per ton, dengan sebagian besar logam lainnya tidak mengalami perubahan berarti.
(bbn)