Logo Bloomberg Technoz

Penjualan LMVH di Asia memimpin dengan performa terbaik, seiring dengan fase "membaik secara signifikan" wilayah tersebut sejak berakhirnya pembatasan Covid. Perlu dicatat juga bahwa divisi Selective Retailing —yang mencakup toko kecantikan Sephora dan unit ritel perjalanan— mengangkat penjualan sebesar 28%, mampu mencapai pertumbuhan terkuat. Ini tidak hanya mencerminkan kembalinya industri pariwisata China, khususnya dalam perjalanan menuju Hong Kong dan Makau, tetapi juga menunjukkan peningkatan wisatawan individu ke Eropa.

Saham big bling telah meningkat tajam karena investor mengantisipasi lonjakan belanja domestik China, bersamaan dengan gelombang turis dari negara tersebut akhir tahun ini dan pada 2024. Indeks Tekstil, Pakaian & Barang Mewah Dunia MSCI naik hampir 20% sejak awal tahun tahun ini hingga penutupan Rabu, melampaui MSCI World Index, yang naik sekitar 7% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Indeks penjualan produk mewah MSCI (Sumber: Bloomberg)


Saham LVMH naik sekitar 23% sepanjang tahun ini hingga akhir perdagangan Rabu waktu setempat. Namun, Hermes International –produsen tas Kelly dan Birkin– yang melaporkan kinerja keuangannya pada Jumat, memimpin reli dengan kenaikan saham sekitar 30%.

Penjualan produk fesyen dan kulit LVMH di China  persentase naik menjadi dua digit pada kuartal I-2023, yang menjadi pertanda baik untuk prospek perusahaan sepanjang sisa tahun ini. 

“Kita tidak berbicara tentang optimisme dan pertumbuhan yang panik atau berlebihan di China. Kita berbicara tentang normalisasi pada level yang cukup tinggi,” kata Jean-Jacques Guiony, Chief Financial Officer LMVH.

Meskipun saham LVMH kembali naik 5% pada Kamis (13/4/2023) pagi, laju pemulihan China mungkin tidak cukup untuk memenuhi ekspektasi investor, mengingat betapa banyak saham mewah yang diapresiasi. Perlu diingat juga bahwa tidak semua pemasok barang kelas atas diciptakan sama. 

LVMH memiliki dua merek fesyen terkemuka dunia — Louis Vuitton dan Dior — serta sejumlah nama lain, termasuk Celine, Loewe, dan Tiffany. Louis Vuitton melewati angka penjualan €20 miliar (US$22 miliar) atau sekitar Rp 330 triliun untuk pertama kalinya tahun lalu — mengungguli semua merek mewah lainnya. Dior menghasilkan penjualan sekitar €8,5 miliar tahun lalu, menurut HSBC Holdings Plc.

Pendapatan perusahaan-perusahaan fesyen mewah. (Sumber: Bloomberg)

Selama tiga tahun terakhir, merek-merek terbesar LMVH telah mendominasi penjualan dari merek mewah yang sekarang kurang relevan dengan pelanggan. Rumah-rumah fesyen (fashion houses) LVMH kemungkinan besar mendapat bagian dengan cara itu. 

Sekarang, dengan nilai pasar sebesar €420 miliar, perusahaan memiliki kapasitas untuk menginvestasikan kembali merek-mereknya, membuat rangkaian acara gemerlap yang dihadiri selebritas paling berpengaruh. Tujuannya agar relasi brand dengan para konsumen kelas atas terbentuk. Misalnya, merekrut bintang pop Pharrell Williams sebagai desainer pakaian pria di Louis Vuitton.

Dengan semua mata tertuju pada China, akan mudah untuk mengabaikan fakta atas permintaan barang mewah di AS — yang mendukung industri fesyen mewah saat China bergulat dengan wabah Covid — sedang melambat, terutama di kalangan pembeli yang lebih muda dan lebih aspiratif. Tren PHK pada sektor teknologi dan gejolak industri perbankan juga tidak membantu permintaan atas barang mewah di AS. 

Guiony tidak menampik penjualan barang-barang fesyen dan kulit AS serta perhiasan melambat. Hal ini sebagian disebabkan oleh lebih banyak orang AS yang berbelanja di Eropa, tetapi ini juga mencerminkan permintaan dari pelanggan lokal yang “kehilangan tenaga”.

Produk-produk LVMH memang lebih terekspos ke pasar AS dibandingkan sebagian besar pesaingnya, tetapi skala dan kekuatan seharusnya membantunya mengungguli, bahkan di pasar Amerika yang melemah. Perusahaan juga dapat mengandalkan dari toko ritel kecantikan Sephora dan ritel perjalanan. 

Memang, penjualan LVMH di AS naik 8% pada kuartal pertama tahun ini, masih dalam ren kenaikan seperti pada kuartal terakhir 2022, dan kembali didorong oleh Sephora. Ritel perjalanan telah menjadi hambatan selama tiga tahun terakhir, tetapi seharusnya pulih dengan baik sekarang.

Penurunan penjualan barang mewah di AS. (Sumber: Bloomberg)

Setidaknya untuk saat ini, LVMH telah meyakinkan pasar tentang kembalinya fesyen mewah. Namun, dengan kinerja perusahaan yang kian tergantung pada belanja konsumen China dan melemahnya permintaan dari AS dan Eropa, tidak ada ruang untuk kecerobohan di industri mode.

(bbn)

No more pages