Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Jumat 17 Mei 2024, berpotensi bergerak mixed dibayangi sikap pasar terhadap kemungkinan pemangkasan suku bunga Fed Funds Rate, di tahun ini lebih sedikit. Usai pernyataan terbaru pejabat Federal Reserve yang akan tetap dipertahankan di level tinggi lebih lama.

Adapun pada perdagangan kemarin Kamis 16 Mei, IHSG menguat 66,86 poin atau setara dengan kenaikan 0,93% dan menutup perdagangan pada level 7.246.

Analisis Teknikal IHSG Jumat 17 Mei 2024 (Riset Bloomberg Technoz)

Secara teknikal IHSG masih berpotensi melanjutkan penguatan namun dengan laju yang terbatas, bergerak di kisaran sempit di antara trendline garis putih pada area level 7.220–7.280. Untuk resistance selanjutnya ada level 7.300 yang jadi target terdekat dan paling optimis. Dengan terkonfirmasi memiliki support kuat IHSG pada level 7.170–7.150 di time frame daily-nya.

Sentimen pada perdagangan hari ini utamanya datang dari global. Investor mencerna lebih lanjut terkait arah dan prospek suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed), yang saat ini mengurangi optimisme mereka setelah pernyataan terbaru tiga pejabat Federal Reserve semalam.

Padahal, kemarin, usai terbitnya data Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index/CPI) yang dirilis pada Rabu, pelaku pasar swap meningkatkan ekspektasi dari satu kali penurunan suku bunga acuan pada 2024 menjadi dua kali. Namun pada Kamis pagi tadi, ekspektasi tersebut turun kembali, menjadi hanya satu kali penurunan yang sepenuhnya diperkirakan tahun ini.

Seperti yang diwartakan Bloomberg News, tiga pejabat Federal Reserve mengatakan Bank Sentral harus mempertahankan biaya pinjaman tetap tinggi untuk periode yang lebih lama sambil menunggu bukti lebih lanjut bahwa inflasi akan mereda. Hal ini menunjukkan bahwa mereka tidak terburu-buru untuk menurunkan suku bunga.

Gubernur The Fed Cleveland Loretta Mester, Gubernur The Fed New York John Williams dan Gubernur The Fed Richmond Barkin, yang berbicara terpisah pada Kamis, berpendapat bahwa inflasi mungkin perlu waktu lebih lama untuk mencapai target mereka ke angka 2%.

“Informasi yang ada (Saat Ini) mengindikasikan butuh waktu lama untuk mendapatkan keyakinan (Pemangkasan Suku Bunga). Mempertahankan posisi restriktif lebih lama adalah langkah yang pruden,” tegas Loretta Mester, Gubernur The Fed Cleveland.

Sementara Gubernur The Fed New York John Williams menyatakan dirinya belum melihat alasan untuk mengubah arah suku bunga untuk saat ini. Dalam wawancara bersama Reuters, Williams menegaskan Bank Sentral perlu mendapatkan keyakinan bahwa inflasi benar-benar mengarah ke target 2%.

“Saya tidak memperkirakan untuk mendapat keyakinan bahwa inflasi menuju 2% dalam waktu dekat,” tegasnya.

Adapun Gubernur The Fed Richmond Barkin mengatakan inflasi perlu turun lebih lanjut untuk menuju target Bank Sentral. “Untuk menuju (Target) 2%, saya rasa butuh waktu sedikit lebih lama,” ujarnya kepada CNBC.

Saat ini, Federal Funds Rate berada di 5,25 – 5,5%. Ini adalah yang tertinggi dalam 22 tahun.

Tim Research Phillip Sekuritas memaparkan, Indeks Harga Konsumen, acuan inflasi AS menunjukkan bahwa inflasi hanya catat kenaikan 0,3% mtm di April, sedikit di bawah kenaikan 0,4% mtm di dua bulan sebelumnya dan lebih rendah dari ramalan pasar, yaitu 0,4%.

“Secara tahunan, Inflasi (CPI) tumbuh melambat menjadi 3,4% dari 3,5% di Maret yang juga merupakan tingkat tertinggi sejak September 2023, sejalan dengan estimasi pasar dan memperbesar harapan Federal Reserve dapat memangkas suku bunga sebesar 50 bps tahun ini, dengan pemangkasan 25 bps pertama berpotensi terjadi di bulan September,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.

Dari regional Asia, perhitungan awal Produk Domestik Produk (PDB) Jepang menyusut 0,5% qoq dengan pelemahan 2,0% yoy di sepanjang Kuartal I-2024 setelah mengalami stagnasi (0% qoq, 0% yoy) di Kuartal IV-2023 dan lebih buruk dari ekspektasi pasar yang kontraksi 0,4% qoq  dengan minus 1,5% yoy.

Kontraksi PDB di Kuartal I-2024 ini membahayakan rencana Bank Sentral Jepang (Bank of Japan/BOJ) untuk menaikkan suku bunga. 

Bulan lalu, BOJ mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 0% – 0.1% dan mengatakan kebijakan moneter akan tergantung pada kondisi ekonomi di periode-periode mendatang.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memaparkan, IHSG menguat 0,93% ke 7.246 dan masih didominasi oleh volume pembelian, namun penguatannya masih tertahan oleh MA-60. 

“Apabila IHSG mampu menembus kembali 7.266 sebagai resistance terdekatnya, maka IHSG akan menguji rentang area 7.289-7.355 untuk membentuk wave [c] dari wave B,” papar Herditya dalam risetnya pada Jumat (17/5/2024).

Bersamaan dengan risetnya, Herditya memberikan rekomendasi saham hari ini, ASSA, CTRA, ISAT, dan MBMA.

Analis Phintraco Sekuritas juga memaparkan, IHSG berpotensi lanjutkan penguatan ke kisaran 7.300 untuk membentuk pola three white soldiers di Jumat (17/5).

“IHSG uji resistance level 7.250 dan membentuk rising window (gap up) di Kamis (16/5). Bersamaan dengan penguatan tersebut terbentuk pelebaran positive slope pada MACD dan terbentuk pola minor double bottom sebagai indikasi kuat minor bullish reversal,” tulisnya.

Penguatan ini sejalan dengan meredanya capital outflow dari pasar saham Indonesia. Pemicu utama adalah peningkatan keyakinan pasar terhadap peluang pemangkasan sukubunga the Fed di September 2024.

CME FedWatch Tools mencatat peluang pemangkasan di periode tersebut di 49.7%, dibanding peluang ditahan sebesar 32.9%.

Melihat hal tersebut, Phintraco memberikan rangkuman rekomendasi saham hari ini meliputi PWON, CTRA, ASII, LSIP, dan PGEO.

(fad)

No more pages