Logo Bloomberg Technoz

Aksi Jual Besar Seret Harga Obligasi dan Saham, Rupiah Kian Loyo

Tim Riset Bloomberg Technoz
26 April 2024 12:06

Karyawan melintas di depan layar pergerakan saham (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (16/4/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Karyawan melintas di depan layar pergerakan saham (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (16/4/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Tekanan sentimen negatif pasar global menjalar ke pasar domestik hari ini, Jumat (26/4/2024). Aksi jual para investor terpantau belum terjeda sejak pagi hari baik di pasar surat utang negara maupun di pasar saham.

Imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) melonjak di semua tenor di mana tenor 1Y kini semakin naik ke 7,139%, disusul oleh SBN 5Y yang saat ini ada di 7,089% dan SBN 10Y turut melambung imbal hasilnya di 7,170%.

Tekanan jual di pasar surat utang berlangsung bersamaan dengan aksi jual para pelaku pasar di pasar saham. Indeks Harga Saham Gabungan yang dibuka lemah, sampai jelang berakhir sesi satu hari ini masih tergerus sedikitnya 40 poin ke 7.115,98.

Arus keluar modal asing dari pasar investasi portofolio pada akhirnya turut menyeret nilai tukar rupiah yang semakin melemah ke Rp16.226/US$, valuta dengan penurunan terbesar di Asia sampai saat ini.

Merahnya pasar domestik hari ini adalah buntut dari apa yang terjadi di pasar global. Rilis data pertumbuhan ekonomi AS semalam yang mencatat perlambatan diikuti oleh lonjakan inflasi PCE pada kuartal 1-2024, telah meruntuhkan harapan pasar akan penurunan bunga acuan The Fed tahun ini.