Bloomberg Technoz, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor nikel dan barang dari nikel (HS75) pada Maret 2024 sebesar US$460 juta atau merosot 16,16% dibanding Maret tahun sebelumnya, US$550 juta.
Kendati demikian, jika dibandingkan kinerja Februari 2024 yang sebesar US$0,43 miliar, nilai ekspor nikel pada Maret meningkat 7,2%.
“Nilai ekspor nikel dan barang dari nikel yang masuk dalam kategori HS75 pada bulan Maret 2024 ini mengalami peningkatan dibanding Februari 2024, peningkatan 7,20%,” tutur Plt Kepala BPS Amalia dalam Konferensi Pers Ekspor Impor Maret 2024, Senin (22/4/2024).
Untuk diketahui, nilai ekspor RI pada Maret 2024 tercatat US$22,43 miliar, naik 16,4% dibanding kinerja ekspor pada Februari 2024. Hal ini ditopang ekspor logam mulia, emas perhiasan, besi dan baja, serta lemak dan minyak hewani/nabati.
Amalia menyebutkan nilai ekspor migas tercatat US$1,29 miliar atau naik 5,62%, sedangkan nilai ekspor nonmigas naik 17,12% dengan nilai US$21,15 miliar.
Peningkatan nilai ekspor maret secara bulanan didorong ekspor nonmigas, terutama pada logam mulia emas perhiasan dengan andil peningkatan sebesar 4,85%, besi dan baja dengan andil 2,35%, serta lemak dan minyak hewan atau nabati dengan andil 1,71%.
"Dari sisi ekspor migas, peningkatan terjadi pada komoditas gas dengan andil 0,34%," ujar Amalia, Senin (22/4/2024).
Meskipun begitu, nilai ekspor maret 2024 secara tahunan merosot hingga 4,19%. Kontraksi ini didorong penurunan ekspor non-migas, terutama pada bahan bakar mineral, besi dan baja, dan lemak dan minyak nabati.
(lav)