Logo Bloomberg Technoz

Nasib Rupiah di Pekan BI Rate dan Putusan MK, Makin Lemah?

Ruisa Khoiriyah
22 April 2024 07:40

Ilustrasi Rupiah. (Dimas Ardian/Bloomberg)
Ilustrasi Rupiah. (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Setelah melalui pekan yang buruk dengan pelemahan lebih dari 2%, rupiah pada Senin hari ini (22/4/2024) mulai memasuki pekan krusial menyusul jadwal rilis berbagai data ekonomi dan peristiwa penting.

Dimulai dari publikasi data kinerja neraca dagang oleh Badan Pusat Statistik siang hari ini, juga pembacaan keputusan Mahkamah Konstitusi atas gugatan hasil Pilpres 14 Februari. Pekan ini juga Bank Indonesia menggelar Rapat Dewan Gubernur yang akan memutuskan kebijakan bunga acuan, dijadwalkan akan diumumkan pada Rabu, 24 April nanti. Pekan ini juga akan diakhiri oleh rilis data sangat penting bagi pasar global yaitu data inflasi personal consumption expenditure (PCE) Amerika Serikat pada Jumat nanti.

Berbagai hal itu akan cukup mempengaruhi prospek pergerakan rupiah pekan ini, selain disetir oleh sentimen eksternal terutama dari perkembangan prospek suku bunga Federal Reserve dan eskalasi konflik di Timur Tengah.

Apabila melihat yang terjadi di ujung pekan lalu, indeks dolar Amerika Serikat (AS) masih bertahan di level tinggi di 106,15 pada penutupan pasar, menyempitkan peluang bagi mata uang yang menjadi lawannya untuk bergerak lebih kuat. Namun, tekanan jual di pasar surat utang terlihat mereda.

Harga obligasi AS, Treasury, ditutup hijau di perdagangan hari terakhir pekan lalu dengan yield mayoritas tenor melandai. Namun, di pasar saham, tekanan masih besar di mana Nasdaq ditutup anjlok 2,05%, S&P 500 melemah 0,88%, namun indeks Dow Jones menguat 0,56% pada perdagangan hari terakhir pekan lalu.