Logo Bloomberg Technoz

Banjir Smelter RKEF, Cadangan Nikel RI Bisa Tak Bertahan Lama

Dovana Hasiana
24 March 2024 14:00

Ilustrasi pabrik feronikel (dok PT Aneka Tambang Persero)
Ilustrasi pabrik feronikel (dok PT Aneka Tambang Persero)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Asosiasi Pertambangan Indonesia atau Indonesian Mining Association (IMA) memproyeksikan cadangan bijih nikel saprolite RI hanya akan bertahan hingga 2029, jika seluruh proyek smelter —termasuk yang eksisting, dalam konstruksi, dan dalam perencanaan — beroperasi penuh.

Mengutip data Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada 2022, cadangan bijih nikel saprolite —yang banyak digunakan untuk bahan baku baja nirkarat atau stainless steel  — di Indonesia per 2022 mencapai 2,38 miliar ton. 

Sementara itu, kebutuhan bijih saprolite per tahun mencapai 425,6 juta ton untuk smelter berbasis rotary kiln electric furnace (RKEF) atau pirometalurgi; baik yang telah beroperasi, dalam proses konstruksi, serta yang masih dalam tahap studi kelayakan atau feasibility studies (FS).

Bijih saprolite tersebut bakal diolah menjadi feronikel (FeNi) dengan kebutuhan per tahun sebanyak 286,1 juta ton, nickel pig iron (NPI) sejumlah 126,8 juta ton, dan nickel matte (Ni Matte) sebesar 12,6 juta ton.

IMA mengutip data Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, di mana total smelter pirometalurgi yang beroperasi di Indonesia saat ini mencapai 44 unit, sedangkan yang dalam tahap konstruksi 25 unit, dan tahap FS 28 unit.