Logo Bloomberg Technoz

Cadangan Nikel RI untuk Baterai EV Diklaim Cukup Sampai 33 Tahun

Dovana Hasiana
20 March 2024 11:00

Blok Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) di fasilitas pengolahan nikel Harita Nickel di Pulau Obi, Maluku Utara./Bloomberg-Dimas Ardian
Blok Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) di fasilitas pengolahan nikel Harita Nickel di Pulau Obi, Maluku Utara./Bloomberg-Dimas Ardian

Bloomberg Technoz, Jakarta – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan cadangan nikel saprolite di Indonesia masih akan bertahan hingga 13 tahun ke depan, sementara nikel limonite cukup hingga 33 tahun ke depan.  

“Ketahanan cadangan nikel kita, saprolite ini kira-kira kita masih punya 13 tahun, limonite kita masih ada sekitar 33 tahun,” ujar Direktur Pembinaan Program Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Ing Tri Winarno di Komisi VII DPR RI, Selasa (19/3/2024).

Saprolite merupakan nikel kadar tinggi dan banyak diolah melalui sistem rotary kiln electric furnace (RKEF). Nikel ini menghasilkan produk berupa nickel pig iron (NPI), feronikel (FeNi), atau nickel matte untuk bahan baku baja nirkarat atau stainless steel.

Sementara itu, limonite merupakan nikel kadar rendah yang umumnya diolah melalui sistem high pressure acid leaching (HPAL) untuk menghasilkan mixed hydroxide precipitate (MHP) yang dibutuhkan untuk bahan baku baterai kendaraan listrik. 

Indonesia raja nikel dunia./dok. Bloomberg


Selain nikel, Tri menjelaskan bahwa cadangan tembaga Indonesia masih bakal bertahan hingga 23 tahun dan timah 31 tahun. Cadangan bauksit, emas, dan perak masih bakal bertahan hingga waktu yang lama di mana masing-masing sebesar 97 tahun dan di atas 100 tahun.