Logo Bloomberg Technoz

Kemenperin Sebut Industri Minuman Kian Lesu, Penjualannya Defisit

Pramesti Regita Cindy
13 March 2024 18:00

Minuman manis atau soda. (Sumber: Bloomberg)
Minuman manis atau soda. (Sumber: Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Direktur Industri Minuman, Hasil Tembakau, dan Bahan Penyegar Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Merrijantij Punguan Pintaria mengatakan kontribusi industri minuman ringan terhadap kinerja perdagangan dan manufaktur nasional masih relatif terbatas.

Merrijantij tidak menampik kontribusi industri minuman terhadap nilai ekspor dan impor Indonesia cukup signifikan. Meski demikian, dia memerinci bahwa dalam neraca perdagangan, terjadi penurunan surplus dari US32,05 miliar pada 2022, menjadi US$25,21 miliar pada 2023. 

Adapun, realisasi nilai investasi industri makanan minuman (mamin) berturut-turut mencapai Rp58,96 triliun (2021), Rp84.55 triliun (2022), dan Rp85,09 triliun (2023).

Warga membeli minuman dingin disalah satu mini market di Jakarta, Selasa (10/10/2023). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Merrijantij juga menyebut bahwa pada Februari 2024, Indeks Kinerja Industri (IKI) manufaktur minuman ringan mencapai 57,69, melebihi rata-rata industri manufaktur secara keseluruhan yang mencapai 52,56.

"Tercatat ada 136 perusahaan minuman ringan dengan [serapan] tenaga kerja 52.953 orang total secara langsung. Untuk ekspor pada 2022 mencapai US$99 juta, sedangkan impornya US$1.209 juta, sehingga [sektor ini] tetap berkontribusi terhadap defisit neraca perdagangan kita," kata Merrijantij, Rabu (13/3/2024).