Logo Bloomberg Technoz

“Kami menemukan bukti awal bahwa ada tren menuju keberpihakan yang lebih kuat dalam hal perdagangan sejak perang di Ukraina. Temuan kami merujuk ada fragmentasi dalam perdagangan global,” sebut laporan WTO.

Sumber: WTO

Tensi geopolitik yang meninggi dan mempengaruhi arus perdagangan, lanjut laporan WTO, bisa memperlambat laju pertumbuhan ekonomi. WTO memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia bisa berkurang 0,8% jika arus perdagangan tetap mengalami fragmentasi.

Saat pertumbuhan ekonomi terhambat, maka permintaan akan melambat. Ini tentu akan berpengaruh terhadap harga berbagai komoditas, termasuk CPO.

Analisis Teknikal

Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), CPO masih berada di zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 50,07. RSI di atas 50 menunjukkan suatu aset sedang dalam posisi bullish.

Namun, angka RSI itu tipis saja di atas 50. Artinya, sebenarnya CPO cenderung netral.

Sementara indikator Stochastic RSI berada di 28,74. Masih cenderung di posisi jual (sell) dan belum mencapai titik jenuh.

Ke depan, ruang kenaikan harga CPO masih terbuka meski relatif terbatas. Target resisten terdekat adalah MYR 3.856/ton. Jika tertembus, maka MYR 3.870/ton bisa menjadi resisten berikutnya.

Sedangkan target support terdekat adalah MYR 3.850/ton. Penembusan di titik ini bisa membawa harga CPO turun ke arah MYR 3.844/ton.

(aji)

No more pages