Logo Bloomberg Technoz

Harga Pupuk di RI Mahal karena Kapasitas Produksi Rendah

Krizia Putri Kinanti
11 March 2023 07:41

Presiden Joko Widodo saat meresmikan pabrik PT Pupuk Iskandar Muda di Aceh, Jumat (10/2/2023) (Dok. Tangkapan Layar Youtube)
Presiden Joko Widodo saat meresmikan pabrik PT Pupuk Iskandar Muda di Aceh, Jumat (10/2/2023) (Dok. Tangkapan Layar Youtube)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjelaskan penyebab masih tingginya harga pupuk di Indonesia disebabkan oleh kebutuhan pupuk belum bisa terpenuhi.

“Supaya bapak, ibu semuanya tahu bahwa kebutuhan pupuk di Indonesia ini harusnya 13 juta ton seluruh Tanah Air Indonesia, 13 juta ton. Di Indonesia baru bisa berproduksi 3,5 juta ton,” kata Jokowi di acara penyerahan sertifikat tanah untuk rakyat serta Surat Keputusan (SK) Perhutanan Sosial dan SK Tanah Objek Reforma Agraria (TORA) di Areal Kesongo, Kabupaten Blora, Provinsi Jawa Tengah, Jumat (10/3/2023) sebagaimana dikutip dari siaran pers resmi.

Lebih lanjut Presiden Jokowi menjelaskan bahwa saat ini Indonesia masih harus melakukan impor sejumlah 6,3 juta ton pupuk. Namun jumlah tersebut juga dinilai masih belum bisa memenuhi kebutuhan pupuk nasional. Kepala Negara menuturkan kegiatan impor bahan baku atau pupuk juga terkendala oleh perang yang terjadi di Rusia dan Ukraina, yang merupakan negara importir pupuk ke Indonesia.

Diketahui pupuk menjadi komoditas penting di Indonesia mengingat negara ini juga mengandalkan pertanian sebagai aspek ekonomi yang penting. Produk-produk pertanian tak hanya untuk memenuhi kebutuhan nasional namun juga untuk diekspor.

“Problemnya sekarang supaya bapak ibu tahu kita banyak impor bahan atau pupuk itu dari Rusia dan Ukraina. Pun pirso? Sak niki Ukraina sama Rusia lagi. Yang kekurangan pupuk itu bukan hanya Indonesia, negara-negara lain yang tidak mempunyai pabrik pupuk apalagi tidak dapat apa-apa sama sekali,” kata dia.