Logo Bloomberg Technoz

Sebagai catatan, NMC merupakan baterai yang dibuat dari kombinasi nikel, mangan dan kobalt.

Bijih nikel./Bloomberg-Andrey Rudakov

Pasalnya, baterai yang selama ini dinilai kurang efisien seperti lithium ferro manganese phosphate (LMFP), mulai kembali dilirik. Sejumlah inovasi yang dilakukan membuat baterai jenis memiliki kepadatan atau densitas energi yang lebih padat dibanding LFP.

Meski masih belum setinggi baterai NMC, inovasi ini mampu mengisi gap antara baterai LFP dan NMC. “Jika berhasil, hal ini akan berlanjut mempersempit kesenjangan kepadatan energi antara L(M)FP dan NMC,” ujarnya.

Terisinya gap tersebut memiliki arti ada alternatif pilihan baterai di pasar. Alternatif semakin bervariasi, bukan hanya nikel tapi juga graphit hingga garam. 

Kelebihan Pasokan Nikel

Analis UOB Kay Hian Limartha Adhiputra memprediksi, industri nikel masih akan tertekan karena kondisi kelebihan pasokan atau oversupply.

Dalam risetnya ia menjelaskan, produksi nikel dari Indonesia dan Filipina sedang melimpah. Keduanya merupakan produsen nikel terbesar dunia.

Serbuk baterai dari nikel./Bloomberg-SeongJoon Cho

Pada saat yang sama, permintaan dari konsumen nikel terbesar, China, sedang lesu akibat kondisi ekonomi di negara tirai bambu tersebut.

Berdasarkan laporan International Nickel Study Group (INSG), produksi nikel dunia diperkirakan mencapai 3,42 juta ton pada 2023. Pasokan ini 223.000 ton lebih besar dari permintaan.

Gap itu diperkirakan semakin lebar, menjadi sekitar 239.000 ton pada 2024. Produksi nikel di tahun ini sendiri diperkirakan mencapai 3,47 juta ton.

"Di Indonesia, produksi nickel pig iron (IPO) diperkirakan masih akan terus meningkat, konversi NPI menjadi nickel matte juga masih akan tumbuh, dan hydroxide precipitate (MHP) meningkat sejalan dengan pertumbuhan pabrik whigh-pressure acid leaching (HPAL) baru," jelas Limartha, dikutip Selasa (30/1/2024).

Mempertimbangkan situasi itu, Limartha memprediksi harga nikel sampai akhir tahun ini hanya bisa menyentuh level tertinggi di U$16.000/ton. Sedang harga di 2025 diperkirakan US$17.000/ton.

Masih mempertimbangkan situasi yang sama, Limartha hanya menjagokan saham PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL). Ia merekomendasikan buy saham ini dengan target harga Rp1.150/saham.

Sedang rekomendasi untuk saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) adalah hold dengan target harga masing-masing Rp2.850/saham dan Rp4.300/saham.

Sebaliknya, Ryan menjadikan saham MDKA dan dan PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) sebagai pilihan teratas.

(mfd/dhf)

No more pages